Delapan Rekomendasi Strategis KNH untuk Humas

PRINDONESIA.CO | Kamis, 13/01/2022 | 1.336
Praktisi humas harus selalu meningkatkan kompetensi, mengembangkan kapasitas, solusi kreatif, dan inovasi untuk mendukung objektif organisasi dengan tetap memegang teguh kode etik kehumasan.
Dok. PR INDONESIA

Kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan adalah menemukan cara-cara baru dalam menggunakan strategi dan perangkat baru. Hal serupa juga berlaku bagi humas yang memiliki fungsi strategis dalam pembangunan bangsa.

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO –Boy Kelana Soebroto, Ketua Umum PERHUMAS periode 2021 – 2024 merangkum sejumlah tantangan itu. Pertama, program komunikasi terkait pentingnya vaksinasi yang harus menjadi perhatian bersama. Kedua, seiring dengan menurunnya tingkat prevalensi kasus pandemi COVID-19, maka potensi pertumbuhan ekonomi menjadi kian dinamis.

Ketiga, dalam mendukung program pemerintah mengurangi emisi karbon sesuai peraturan nasional dan internasional, sektor swasta semakin didorong untuk melakukan penguatan di sisi sustainability communications. Keempat, pimpinan tidak hanya berperan penting dalam menyusun strategi komunikasi publik yang sesuai dengan etika, tapi juga dalam berinteraksi dengan publik internal serta para pemangku kepentingan.

Kelima, aspek hukum tidak mampu menjawab dilema permasalahan komunikasi. "Etika harus menjadi kunci dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh praktisi humas. Untuk menjawab berbagai tantangan tadi, dibutuhkan talenta komunikasi yang memiliki kompetensi kelas dunia," kata Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk di acara KNH 2021, Rabu (15/12/2021),

Praktisi humas juga harus selalu meningkatkan kompetensi, mengembangkan kapasitas, solusi kreatif, dan inovasi untuk mendukung objektif organisasi dengan tetap memegang teguh kode etik kehumasan.

 

Rekomendasi Strategis

Berangkat dari sejumlah tantangan tadi, PERHUMAS merangkum Delapan Rancangan Strategis KNH 2021. Antara lain:

  1. Humas Indonesia menggunakan paradigma baru dalam melaksanakan perannya seperti memahami riset, data, dan analytics.
  2. Humas Indonesia memaksimalkan peluang kolaborasi dengan memahami kebutuhan para pemangku kepentingan dalam rangka membangun sinergi untuk mengembangkan citra humas agar mencapai target dan tetap relevan sesuai perkembangan zaman.
  3. Humas Indonesia perlu membangun strategi berbasiskan goals perusahaan secara strategis mulai dari planning, campaign, sampai crisis management.
  4. Humas Indonesia mampu mempelajari hal-hal baru dengan cepat dan agile (lincah).
  5. Humas Indonesia menyampaikan informasi dengan baik dan benar, mulai dari perencanaan, implementasi strategi, sampai tahap evaluasi.
  6. Humas Indonesia perlu memahami nilai tambah dalam mendukung pemerintah sebagai upaya meningkatkan kinerja terhadap kualitas pelayanan masyarakat.
  7. Humas Indonesia harus memiliki pola pikir proaktif (proactive mindset) dengan transformasi digital secara maksimal, inovatif, dan kolaboratif dengan pemangku kepentingan.
  8. Humas Indonesia harus memiliki jejaring luas.

Untuk itu, humas harus terus mengembangkan kapasitasnya dengan cara melakukan akreditasi, mengikuti sertifikasi profesi, serta kurikulum di universitas yang memiliki Program Studi Ilmu Humas. Harapannya, humas dapat bergerak serentak untuk mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Humas juga wajib mengembangkan solusi kreatif dan inovatif untuk mendukung objektif organisasi. Antara lain, dengan cara mampu beradaptasi terhadap kemajuan teknologi yang berkembang cepat, mampu menciptakan narasi humas Indonesia yang optimis, memiliki sikap positif dan tangguh, mampu membangkitkan semangat resiliensi serta membangun narasi optimisme baik korporasi, instansi, maupun individu. Terakhir, mampu memanfaatkan transformasi digital secara maksimal, inovatif, dan kolaboratif dengan stakeholders. (ais)