Cara PR Mengomunikasikan Nilai-nilai Korporasi, Cegah "Flexing"

PRINDONESIA.CO | Jumat, 21/07/2023 | 1.805
Praktisi PR memiliki kompetensi dan fungsi dalam mengartikulasikan serta membentuk dominasi kesadaran. Termasuk nilai-nilai dan kode etik organisasi terkait pamer harta.
Tatan/PR INDONESIA

Fenomena flexing di kalangan pejabat mencerminkan ketiadaan integritas serta gagalnya fungsi manajemen, termasuk komunikasi. Khususnya, dalam memitigasi hingga mendeteksi pamer harta sebagai perilaku berisiko tinggi yang mampu merusak reputasi organisasi.  

JAKARTA, PRINDONESIA. CO - Praktisi public relations (PR) juga memiliki kompetensi dan fungsi dalam mengartikulasikan serta membentuk dominasi kesadaran. Berikut ini cara-cara PR dalam mentransmisikan nilai dan kode etik organisasi.  

1. Mengombinasikan Analisis SWOT dan PESTLE

Contoh, untuk aspek politik pada PESTLE, PR dapat menganalisis kebijakan biodiversitas dan panduan zona integritas.

2. Menentukan Tujuan Komunikasi

Tujuan harus jelas, spesifik, mencakup tujuan yang ingin dicapai serta harapan audiens.

3. Menentukan Target Sasaran

Selain menyasar kalangan internal, PR dapat melibatkan eksternal, seperti keluarga pegawai.  

4. Menentukan Pesan

Pesan harus singkat, mudah diingat, dan dipahami oleh audiens.

5. Mendistribusikan pesan  

Salurkan pesan melalui media komunikasi yang tepat.

6. Monitoring dan Evaluasi.

Caranya dengan melakukan tes atau survei.

7. Reward and Punishment.

Menegakkan penghargaan dan sanksi.

Dari berbagai sumber.