Hingga saat ini mengomunikasikan perubahan iklim masih menjadi tantangan bagi para praktisi komunikasi. Untuk menjawabnya, mereka dapat mengadopasi strategi Action for Climate Empowerment (ACE) atau Aksi untuk Pemberdayaan Iklim, istilah yang diadopsi oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim.
BOGOR, PRINDONESIA.CO – Isu perubahan iklim harus menjadi perhatian semua pihak. Menurut Emilia Bassar, CEO Center for Public Relations, Outreach and Communications (CPRCOM) di hadapan peserta diskusi bertajuk “Aksi Iklim Pemuda untuk Hidup Berkelanjutan Selaras dengan Alam” di Bogor, Minggu (23/7/2023), ada peran praktisi public relations (PR) atau komunikasi di sana. Terutama dalam hal membangun persepsi publik hingga akhirnya membentuk partisipasi publik.
Namun Hingga saat ini mengomunikasikan perubahan iklim masih menjadi tantangan bagi para praktisi komunikasi. Merespons anggapan tersebut, Emil, begitu ia karib disapa mengajak praktisi PR untuk menerapkan strategi Action for Climate Empowerment (ACE) atau Aksi untuk Pemberdayaan Iklim, istilah yang diadopsi oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC).
Di dalamnya meliputi pendidikan, pelatihan, kesadaran masyarakat, partisipasi publik, akses publik untuk informasi, hingga kerja sama internasional. Perempuan yang juga merupakan dosen dari Universitas Mercu Buana ini menguraikannya sebagai berikut:
1. Pendidikan
Strategi dan tujuan elemen pendidikan seperti yang tertulis pada Pasal 6 UNFCCC, misalnya, meliputi mempromosikan, memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan program pendidikan iklim formal dan nonformal. Serta, memasukkan perubahan iklim di semua tingkatan dan lintas disiplin ilmu di sekolah dan kurikulum pendidikan tinggi, hingga menerapkan pelatihan berkualitas yang berfokus pada perubahan iklim kepada para guru.
2. Pelatihan
Strategi elemen pelatihan di antaranya mengidentifikasi dan mengantisipasi keterampilan saat ini dan masa depan dan kebutuhan pelatihan untuk transisi hijau, mengintegrasikan pembelajaran perubahan iklim ke dalam kurikulum suatu lembaga yang memberikan pelatihan formal di semua tingkatan. Di samping mengembangkan materi pelatihan sesuai dengan kondisi nasional, pendekatan sektoral dan konteks budaya, bekerja sama dalam mempromosikan hingga melaksanakan program pelatihan, memfasilitasi pelatihan. Serta, membangun kapasitas pemuda sebagai pemimpin masa depan.
3. Kesadaran Masyarakat
Sementara strategi kesadaran masyarakat seperti bekerja sama mempromosikan, memfasilitasi, mengembangkan, dan menerapkan program kesadaran masyarakat yang inklusif tentang perubahan iklim dan pengaruhnya di tingkat lokal, regional dan nasional. Praktisi komunikasi juga dapat membuat pesan utama, mengembangkan, lalu melaksanakannya menjadi kampanye aksi nyata. Strategi berikutnya, mendorong kesadaran melalui media untuk mendorong perubahan perilaku hingga berkolaborasi dengan masyarakat dan swasta.
4. Akses Masyarakat untuk Informasi
Sedangkan elemen akses masyarakat untuk informasi meliputi menyediakan informasi yang lengkap, akurat dan dapat diakses terkait perubahan iklim di situs pemerintah pusat dan daerah, mengembangkan panduan yang mendukung pelaporan akurat tentang perubahan iklim di media massa, hingga mengembangkan peraturan yang efektif dan menerjemahkannya ke dalam bahasa yang populer serta mudah dipahami target sasaran.
5. Partisipasi Publik
Adapun strategi partisipasi masyarakat antara lain membina partisipasi organisasi antar pemerintah, otoritas regional dan lokal, LSM dan organisasi berbasis masyarakat, serta sektor swasta dan publik, untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan pemahaman tentang penyebab dan dampak perubahan iklim.
6. Kerja Sama Internasional
Untuk strategi kerja sama internasional di antaranya mendorong kerja sama subregional, regional, sektoral dan internasional dalam melakukan kegiatan dalam ruang lingkup ACE untuk meningkatkan kemampuan kolektif para pihak dan pemangku kepentingan non-pihak.
Ia berharap melalui strategi ini, praktisi PR dapat menajamkan aksi komunikasi mereka. Selain Emil, hadir pembicara lainnya seperti Direktur Komunikasi & Kemitraan Yayasan KEHATI Rika Anggraini dan VP CSR & SME Partnership Program PERTAMINA Fajriyah Usman. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab
- Dorong Kecakapan Komunikasi, Kementerian Ekraf Apresiasi Kelas Humas Muda Vol. 2