
Saat terjadi pelanggaran data, praktisi public relations akan menjadi polisi yang mengatur lalu lintas informasi agar tidak menyimpang. Seperti apa saja kiat jitunya? Yuk, disimak!
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Perkembangan teknologi dan dunia digital telah membuat aksi peretasan dan kebocoran data seperti berita harian. Bahkan menurut laporan Cyber Crime Statistic, Indonesia menduduki posisi ketiga di dunia dalam hal pelanggaran data (data breach), dengan mencapai 13,2 juta akun pengguna internet pada tahun 2022.
Situasi tersebut tentu saja menimbulkan tantangan tersendiri bagi setiap organisasi. Praktis, tim public relations (PR) pun perlu punya perhatian khusus terhadap insiden siber yang bisa terjadi kapan saja. Harapannya, meski organisasi tengah dilanda kebocoran data, PR tetap bisa tetap menjaga kepercayaan publik sekaligus mempertahankan reputasi.
Lantas bagaimana caranya? Melansir PR Daily, berikut uraiannya.
1. Periksa dan Tangguhkan Konten Media Sosial yang Tidak Relevan
Saat terjadi pelanggaran data, tim PR harus lebih hati-hati dalam membagikan konten atau narasi di media sosial. Misalnya, unggahan dengan materi promosi yang mengedepankan unique selling point berupa keamanan data, perlu ditunda publikasinya jika organisasi tengah tersangkut isu kebocoran data.
2. Jangan Terburu-buru dalam Berkomunikasi
Dalam situasi krisis, tekanan untuk segera memberikan pernyataan resmi biasanya sangat tinggi. Namun, jangan terburu-buru. Pastikan semua informasi yang akan disampaikan berpatokan kepada fakta yang telah diverifikasi untuk menghindari kesalahpahaman atau klarifikasi berulang di kemudian hari.
3. Gunakan Nada Komunikasi yang Empatik
Dalam situasi ini, PR perlu menempatkan diri di posisi konsumen yang menjadi korban kebocoran data. Tunjukkan empati dan ketulusan melalui pesan yang disampaikan. Sisipkan pula pemahaman mengenai langkah-langkah yang ditempuh organisasi dalam perlindungan konsumen. Sebaliknya, hindari tanggapan yang terkesan kaku. Guna menjaga kepercayaan dan mempertahankan reputasi perusahaan.
4. Instruksikan Informasi yang Jelas kepada karyawan
Pastikan komunikasi kepada pihak internal seperti karyawan berlangsung secara transparan, dan seluruh level internal memiliki pemahaman yang sama dalam terkait isu kebocoran data. Hal tersebut dapat mendorong pihak internal menjadi corong komunikasi kepada publik.
Demikian empat strategi yang bisa diimplementasikan jika PR dihadapkan dengan kasus kebocoran data. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (eda)
- BERITA TERKAIT
- Ini 3 Kiat Penting Menyuguhkan Presentasi yang Efektif
- Menengok Model Komunikasi Risiko Bencana Alam Melalui “Stakeholder Engagement”
- Belajar dari Banjir Jabodetabek, Pakar Ajak GPR Pakai Rumus 6M=f(3K)
- 4 Kiat Merespons Isu Kebocoran Data
- Menyoal Komunikasi Risiko Bencana Seperti untuk Banjir Jabodetabek