
Lewat inisiatif tersebut, PSSI ingin mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan personal, hingga pengetahuan terkait penggunaan media sosial yang positif bagi para Garuda Muda.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Sebagai representasi bangsa saat mengenakan seragam kebanggan, para atlet sepak bola Tim Nasional (Timnas) Indonesia perlu memiliki kecakapan komunikasi, dan kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial. Hal tersebut yang coba diupayakan Komite Media Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bersama PT Garuda Sepak Bola lewat kolaborasi dengan Sepikul Institute, melalui kegiatan Media & Communication Training untuk Timnas Indonesia U-17, Jumat (18/4/2025).
Lewat inisiatif tersebut, PSSI ingin mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan personal, hingga pengetahuan terkait penggunaan media sosial yang positif bagi para Garuda Muda. Hal itu diupayakan melalui tiga topik utama seperti komunikasi dan keahlian berbicara di depan umum (public speaking), personal branding, hingga social media handling.
Putri Ayuningtyas dari Sepikul Institute menjelaskan, kegiatan kali ini diharapkan dapat memberikan rasa percaya diri kepada para pemain, terutama ketika harus berbicara di depan umum. “Karena yang melekat di diri mereka bukan hanya tentang individu, tetapi juga timnas dan negara,” ujarnya dilansir dari laman pssi.org, Jumat (18/4/2025).
Sementara itu pemain penyerang (striker) Timnas U-17 Mochammad Mierza Firjatullah berpandangan, kegiatan semacam ini akan sangat berguna untuk mengembangkan karier dan kemampuan di luar lapangan sepak bola. “Saya mendapat pengetahuan baru yang selama ini belum saya dapatkan,” ucapnya.
Bijak Bermedia Sosial
Mengutip jurnal Pelatihan Bijak Bermedia Sosial sebagai Upaya Pendidikan Karakter pada Remaja (2021) karya Haifa Iswanto dkk, remaja saat ini cenderung menjadi pengguna media yang fanatik. Akibatnya, kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan media sosial.
Dijelaskan pula dalam jurnal tersebut, remaja yang tidak dapat mengontrol penggunaan media sosial akan memiliki sikap kurang baik seperti antisosial, apatis, agresif, mudah emosi dan sebagainya. Praktis, pendidikan karakter pun menjadi penting guna menghindari generasi muda dari dampak negatif kemajuan teknologi tersebut.
Menurut simpulan jurnal di atas, sejumlah kebijaksanaan dalam bermedia sosial yang bisa diterapkan adalah memerhatikan penggunaan bahasa, tidak mengumbar informasi yang belum jelas, memeriksa kebenaran, hingga mengedepankan etika ketika berselancar di media sosial. “Hindari memulai konflik dengan orang lain, memberi komentar tercela, dan bertindak melampaui batas wajar di media sosial,” simpul penulis jurnal tersebut. (eda)
- BERITA TERKAIT
- Coba Pendekatan Komunikasi Baru, Lion Parcel Perkenalkan CEO Virtual
- Timnas Indonesia U-17 Mendapat Pelatihan Komunikasi dan Media Sosial
- BPJS Kesehatan Kediri Gandeng Media Gaungkan Program JKN
- Strategi Blibli Mengomunikasikan Transformasi Pengalaman Belanja “Omnichannel”
- PT Bukit Asam Tbk Beri Bantuan Perahu untuk Nelayan di Palembang