Yatri Indah Kusumastuti, Best Presenter PRIA 2025: Memberdayakan Lewat Informasi

PRINDONESIA.CO | Senin, 09/06/2025
Kepala Biro Komunikasi Institut Pertanian Bogor (IPB) University Yatri Indah Kusumastuti
doc/humas IPB

Dari pengalamannya sebagai penyuluh masyarakat pedesaan, Yatri meyakini bahwa seseorang dapat memiliki kekuatan atau kemampuan untuk meningkatkan kualitas diri melalui akses terhadap informasi.

BOGOR, PRINDONESIA.CO – Keinginan untuk bisa memberdayakan masyarakat menjadi gerbang bagi pengalaman panjang Yatri Indah Kusumastuti di dunia kehumasan. Kepada HUMAS INDONESIA, Rabu (26/2/2026), perempuan yang sejak 2018 menjabat Kepala Biro Komunikasi Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menjelaskan, keinginan tersebut semakin menguat ketika ia berkuliah di jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan IPB. 

“Saya ingin bisa bekerja bersama masyarakat, untuk membantu mereka meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu saya terus berusaha mempelajari ilmu komunikasi dari berbagai sumber, hingga melihat banyak sekali bidang yang dapat dikembangkan,” ujarnya. 

Ditanya soal perhatian yang diutamakan ketika diamanahkan tanggung jawab sebagai Kepala Biro Komunikasi IPB, dengan mantap Yatri menjawab hal yang sama ketika dulu mengawali karier sebagai asisten peneliti di Pusat Studi Pembangunan dan Pedesaan LPPM IPB.

“Kurangnya akses informasi, minimnya literasi media, rendahnya partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan terbatasnya sarana komunikasi publik adalah beberapa masalah yang sering saya temui,” lanjutnya. 

Bagi Yatri, praktisi humas perguruan tinggi punya tuntutan yang sedikit lebih banyak dibandingkan praktisi komunikasi pemerintahan maupun korporasi. Dalam konteks ini, terangnya, humas perguruan tinggi dituntut harus cakap dalam penyebarluasan hasil-hasil riset dan inovasi kepada publik. 

“Ini merupakan tanggung jawab sekaligus akuntabilitas perguruan tinggi yang telah memanfaatkan dana dari pemerintah maupun lembaga,” tegasnya. 

Guna memuluskan setiap tuntutan kerja, lanjut perempuan yang hobi berkebun itu, humas perguruan tinggi tidak bisa tidak akrab dengan teknologi komunikasi kiwari. Menurutnya, tanpa penguasaan teknologi dan digital, praktisi humas seperti hidup di hutan rimba. 

“Humas perguruan tinggi harus memanfaatkan berbagai kanal untuk penyebaran informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Buat konten yang bisa diproduksi ulang ke dalam berbagai format sesuai karakter audiens,” imbuhnya. 

Terus Belajar

Perempuan yang memandang RA Kartini sebagai tokoh humas dalam advokasi sosial itu meyakini, adaptif dan inovatif merupakan kunci sukses praktik komunikasi. Keyakinan akan hal itu pula yang membuatnya selalu mengisi hari dengan belajar, terlepas usia yang kini menjelang kepala enam.  

“Setiap zaman punya gaya komunikasi tersendiri. Oleh karenanya setiap insan humas harus siap terus belajar agar dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan komunikasi pada periode tersebut. Hal-hal baru juga harus terus ditumbuhkan, seperti model kampanye inovatif untuk penerimaan mahasiswa baru, atau kampanye untuk proses difusi inovasi hasil riset institusi dan sebagainya,” terang anak sulung dari tiga bersaudara itu. 

Tak kalah penting, Yatri berpesan, selalu berusaha memahami audiens sebaik mungkin. Sebab, hanya dengan itu praktisi humas dapat melakukan berbagai penyesuaian, baik dalam lingkup bahasan, kedalaman informasi, hingga pilihan kata. 

“Prinsip saya, dalam bidang apapun kita harus selalu berupaya melakukan yang terbaik semaksimal mungkin. Dengan itu Insyaallah kita tidak akan menyesal bagaimanapun hasil akhirnya,” tutup Best Presenter PRIA 2025 ini. (arf/lth)