Ini Tips Menjadi Pembicara yang Baik

PRINDONESIA.CO | Rabu, 21/02/2024 | 4.329
Penggunaan gestur dapat membantu Anda menjadi pembicara yang baik.
Bey/ PR INDONESIA

Ingin menjadi pembicara yang baik? Maria Wongsonagoro, PR INDONESIA Guru, punya tipsnya! Salah satunya adalah menggunakan gestur saat berbicara di depan umum.

Oleh: Maria Wongsonagoro, Presiden Direktur IPM PR dan PR INDONESIA Guru.

JAKARTA, PRINDONESIA - Saya terkejut saat membaca informasi beberapa puluh tahun lalu bahwa bila berbicara di depan pemirsa televisi, maka konten atau informasi menyumbang dampak 7%, lalu suara atau cara menyampaikan informasi 38%, dan pesan yang disampaikan melalui bahasa tubuh berdampak 55%. Dampak pesan yang disampaikan melalui bahasa tubuh paling dominan, diikuti oleh suara orang yang berbicara, dan yang terakhir konten atau informasi yang disampaikan.

Saya mulai belajar bahasa tubuh dan mengamati para pembicara dan yang diwawancara di televisi. Ada benarnya bahwa informasi yang disampaikan, apapun kontennya, dipengaruhi oleh suara (38%). Bila disampaikan dengan suara yang terputus-putus, gemetaran, dan kata-kata yang diulur-ulur, pemirsa televisi mulai bertanya-tanya, “Apakah pembicara tersebut paham dengan konten yang disampaikan?”

Kemudian saya matikan suara sehingga yang terlihat hanya bahasa tubuh dari pihak yang diwawancara. Rupanya, hal inilah yang berdampak paling besar terhadap pemirsa (55%). Hal ini dikarenakan postur, eye contact (tatapan mata), raut wajah, postur badan dapat terlihat dengan jelas. Pendek kata, bila Anda diwawancara di televisi, ketiga hal di atas perlu mendapat perhatian.

Namun, yang sering saya lihat, banyak dari sosok ketika diwawancara di televisi, tidak atau kurang memperhatikan ketiga aspek tadi. Bila Anda berbicara sendiri, wawancara tunggal yang tidak terlihat pewawancaranya, maka Anda perlu memperhatikan letak kamera dan fokus mata pada kamera. Untuk memberi kesan percaya diri, Anda perlu memperhatikan postur badan saat diwawancara. Tegak dan sedikit condong ke depan, bukan duduk di kursi dengan santai, atau duduk di kursi, lalu goyang-goyang.

Gunakan gerak-gerik tangan dan badan untuk menyambut pemirsa, serta memberi tekanan pada bagian konten yang penting. Namun, pastikan bahwa gerak-gerik dan isyarat terkontrol dengan tepat. Sebab, terlalu banyak gerak juga dapat memberi kesan Anda gugup dan tidak fokus.