
Melalui Workshop Riset Media dan Komunikasi Digital, Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta ingin memperkuat kemampuan mahasiswa dalam menghadapi perkembangan teknologi komunikasi yang pesat.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Program studi (prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menegaskan pentingnya penguasaan riset media dan komunikasi digital bagi calon lulusannya. Hal tersebut tampak lewat penyelenggaraan workshop Riset Media dan Komunikasi Digital pada Selasa (14/10/2025), yang menghadirkan Researcher Director Indonesian Data Journalism Network Irma Garnesia sebagai pemateri
Dalam kesempatan tersebut Irma memaparkan materi tentang proses memantau dan menganalisis percakapan publik di media dan media sosial. Pendekatan itu, katanya, sangat penting karena dapat membantu memahami opini publik terhadap isu sosial yang sedang berkembang, menemukan narasi palsu, hoaks, atau framing negatif. “Selain itu, juga dapat mengukur sentimen dan mengenali siapa influencer yang terlibat, dan melihat bagaimana topik tertentu dapat naik turun di ruang publik digital,” jelasnya dikutip dari laman resmi untirta.ac.id, Rabu (15/10/2025).
Wakil Dekan I FISIP Untirta Dr. Nurprapti Wahyu Widyastuti mengatakan, kegiatan tersebut merupakan wujud komitmen prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta dalam membekali mahasiswanya agar siap menghadapi tren digital sekaligus memahami aspek etika dalam riset digital. Dengan pemahaman tersebut, para lulusan diharapakan mampu menjadi komunikator yang adaptif, analitis dan berintegritas.
Penguasaan Teknologi dan Analisis Data
Penguasaan teknologi dan analisis data yang coba digalakkan Untirta kepada mahasiswanya itu sejatinya sejalan dengan kebutuhan industri public relations (PR). Sebagaimana disampaikan Head of Corporate Communications Great Giant Food (GGF) Indra Ardiyanto, kompleksitas industri hari ini membutuhkan kombinasi hard skills dan soft skills yang beragam dari praktisi PR. “Kemampuan berkomunikasi lisan dan tertulis harus dibarengi dengan penguasaan teknologi seperti alat analitik media sosial,” ujarnya kepada PR INDONESIA, Kamis (4/4/2024).
Senada, founder IMOGEN PR Jojo S. Nugroho mengatakan, praktisi komunikasi hari ini tidak cukup jika hanya kreatif, tetapi juga harus mampu membaca data dan insight serta mengolahnya. “Mereka juga harus fasih mengimplementasikan strategi komunikasi melalui pendekatan paid, earned, shared, owned (PESO) media,” ungkapnya dalam artikel yang terbit di majalah PR INDONESIA edisi 108 Mei-Juni 2024. (EDA)
- BERITA TERKAIT
- Untirta Dorong Mahasiswa Kuasai Riset Media dan Komunikasi Digital
- Umsida Buka Program Magister Ilmu Komunikasi, Fokus di Bidang PR dan “New Media”
- Kuliah Umum Prof. Cho Sook Kyong di UI Soroti Pentingnya Komunikasi Sains
- Jadi Guru Besar USAHID, Profesor Morissan Soroti Arah Baru Studi Komunikasi di Era AI
- Menengok Komitmen LSPR Menuju Masa Depan AI yang Etis dan Inklusif