Transparansi Menjadi Strategi JAPFA Menjaga Reputasi

PRINDONESIA.CO | Kamis, 04/04/2024 | 1.842
JAPFA transparasi penurunan laba bersih dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (3/4/2024).
Foto JAPFA

Di tengah laba yang merosot, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) secara terbuka dan berani mengumumkan tidak akan membagikan deviden kepada pemegang saham.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Transparansi yang dapat diwujudkan lewat keterbukaan informasi, memiliki dampak positif terhadap reputasi organisasi dan kepercayaan publik. Hal tersebut ditegaskan oleh data dari Millennium Agency, yang mengungkapkan sebanyak 94 persen orang cenderung setia terhadap merek yang menerapkan transparansi dalam model bisnisnya.

Contoh konkret dari penerapan transparansi dapat dilihat dari langkah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA). Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 3 April 2024, perusahaan agro-food itu secara terbuka menginformasikan kepada publik bahwa tidak akan membagikan deviden kepada pemegang saham berdasarkan kinerja tahun 2023.

Kepala Divisi Pengawasan Keuangan JAPFA Erwin Djohan menjelaskan, keputusan tersebut didasarkan pada persetujuan RUPST untuk menggunakan laba tahun buku 2023 sebesar Rp10 miliar sebagai dana cadangan. “Sisanya dari laba bersih Rp930 miliar akan ditetapkan sebagai laba ditahan. Artinya kami tidak membagikan dividen dari tahun buku 2023,” ujarnya.

Tantangan

Langkah yang diambil memberikan gambaran mengenai tantangan yang tengah dihadapi JAPFA. Seperti disampaikan Direktur JAPFA Leo Handoko Laksono, 2023 memang menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perusahaan karena harus menghadapi kelangkaan bahan baku hingga fluktuasi harga live bird. Semua itu berdampak pada penurunan laba bersih sebesar 34,52 persen menjadi Rp929,71 miliar.

Meski penuh tantangan, kata Leo, sepanjang 2023 JAPFA tetap mempertajam fokus untuk meningkatkan komitmen perusahaan terhadap aspek keberlanjutan. Salah satunya dibuktikan dengan pemanfaatan Sustainability-Linked Loan (SLL) dari PT Bank Negara Indonesia Tbk, Persero (BNI) senilai Rp1,425 triliun.  

Sementara untuk memperkuat kinerja tahun ini, JAPFA akan melakukan sejumlah inisiatif. Di antaranya menekan biaya produksi dan menjaga efektivitas kinerja perusahaan melalui efisiensi dan penggunaan bahan baku alternatif, melakukan ekspor ayam pedaging, hingga memperluas distribusi produk dengan memasuki pasar tradisional.

Leo menjelaskan, semua inisiatif tersebut didukung berbagai program promosi untuk menjaga loyalitas pelanggan. “Langkah ini membuahkan hasil cukup baik, karena perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan yang ketat,” pungkasnya. (jar)