Peran PR Mengelola Konflik Organisasi

PRINDONESIA.CO | Selasa, 18/06/2024 | 8.770
Komunikator atau public relations (PR) mengemban tugas penting, yakni mengharmonisasikan setiap konflik dalam organisasi.
Foto Pixabay

Menurut Syukron Ali, ICON PR INDONESIA 2018 – 2019, terdapat tiga hal penting yang harus menjadi perhatian PR dalam upaya mereka untuk meminimalisir dan menyelesaikan konflik dalam organisasi. Apa saja?

Oleh: Syukron Ali, ICON PR INDONESIA 2018 – 2019.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Ada tiga aspek penting dalam menjalankan fungsi organisasi. Antara lain, kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi. Jalan atau tidaknya ketiga aspek tadi tergantung dari dua aspek lain yang saling berkaitan. Yakni, konflik personal dan fungsional.

Konflik personal atau personal conflict bisa dimaknai sebagai hambatan bekerja yang terjadi karena masalah personal. Sementara konflik fungsional atau functional conflict adalah hambatan dalam organisasi akibat tumpang tindih pembagian peran yang tidak sesuai hierarki.

Yang sering terjadi dalam organisasi, konflik fungsional muncul karena ada masalah personal dengan lintas bagian atau stakeholder yang dirasa kurang nyaman. Terutama jika berkoordinasi, berkolaborasi apalagi berkomunikasi saat menjalankan tugas. Like and dislike menjadi elemen penting yang mendasari masalah personal (personal conflict) ini. Faktornya, bisa karena masa lalu atau ada satu momen yang berakibat hubungan menjadi kurang harmonis.

Di sinilah pentingnya peran komunikator atau public relations (PR). Tugas PR terlihat sederhana, tapi sebenarnya menantang. Yaitu, mengharmonisasikan setiap konflik dalam organisasi agar tercipta kekuatan internal yang berdampak pada manfaat yang dirasakan oleh banyak pihak, termasuk publik. Apalagi yang dihadapi adalah aspek tidak berwujud (intangible), bukan berwujud (tangible). Hal ini dikarenakan urusan personal sering kali berhubungan dengan masalah psikologi.

Public relations harus mampu menentukan langkah yang baik dan tepat dalam membangun rencana strategi komunikasi di dalam perusahaan. Apalagi ini terkait dengan masa depan organisasi. Yang tidak kalah penting dibutuhkan oleh PR dalam mengelola konflik adalah dukungan dari shareholder. Dengan adanya dukungan tersebut, mereka dapat menjalankan perannya sesuai dengan rancangan dalam organisasi atau perusahaan.