Humas pemerintah diharapkan mampu memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif, bernegosiasi, melakukan riset, dan mahir berbahasa Inggris.
SEMARANG, PRINDONESIA.CO – Pemerintahan Indonesia yang baru di bawah komando Presiden Prabowo Subianto telah berjalan hampir dua bulan. Namun, tampaknya masih banyak stakeholder yang belum memahami betul Asta Cita yang diusung presiden Indonesia ke-8 itu.
Dalam hal ini, menurut Mayrianti Annisa Anwar, Pranata Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), humas pemerintah perlu mengambil langkah dalam mengampanyekan delapan misi yang merupakan perwujudan visi Indonesia Emas 2045. “Yang akan kita kerjakan ke depan, semua humas kementerian/lembaga, provinsi, kota, dan kabupaten harus ikut menggerakkan Asta Cita,” ujarnya dalam diskusi panel "Proyeksi & Tantangan Kehumasan Pemerintah 2025" HUMAS INDONESIA Outlook (HIO) 2025 di Semarang, Rabu, (11/12/2024).
Perempuan yang juga menjabat Wakil Sekretaris Umum Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) itu menjelaskan, terdapat sekurangnya empat hal yang perlu dipastikan humas untuk dapat mendorong pemahaman dan kontribusi terhadap Asta Cita. Apa saja?
-
Kemampuan Komunikasi Efektif
Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menerangkan, dalam konteks ini efektivitas harus diwujudkan dalam segala bentuk komunikasi publik, termasuk yang dilakukan di platform digital.
-
Keahlian Negosiasi
Menurut May, begitu ia karib disapa, dalam mengampanyekan Asta Cita humas juga membutuhkan skill negosiasi, guna memastikan roda organisasi masing-masing bergerak ke arah yang lebih positif dalam memproses informasi.
-
Keterampilan Riset
Tak kalah penting dari dua sebelumnya, humas wajib melakukan riset mengenai isu tertentu dalam cakupan Asta Cita, sebelum berbicara kepada publik atau media massa. "Data-data yang diperoleh diramu, dianalisis dengan berbagai pendekatan, lalu dipilah mana yang sesuai," ucapnya.
-
Kecakapan Berbahasa Inggris
Meski terkesan sepele, May menilai penting kemampuan ini agar segala bentuk komunikasi tentang Asta Cita tidak hanya bisa dipahami oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga warga dunia. “Dengan ini humas mampu menyampaikan Asta Cita ke perwakilan negara lain di ASEAN, atau saat acara berksala global seperti G20," pungkasnya.
HUMAS INDONESIA Outlook
HUMAS INDONESIA Outlook merupakan agenda yang diselenggarakan oleh HUMAS INDONESIA. Acara ini memuat diskusi tentang tren komunikasi dan kehumasan di tahun 2025 untuk mendorong peran humas pemerintah.
HIO 2025 dihadiri oleh Plt. Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kota Semarang Kartika Hedi Aji, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital RI Molly Prabawaty, dan sejumlah pembicara lainnya. Adapun diskusi dibagi ke dalam dua sesi panel.
Diskusi pertama membahas “Proyeksi dan Tantangan Kehumasan Pemerintah 2025” dengan narasumber CEO NoLimit Indonesia Aqsath Rasyid, Pranata Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mayrianti Annisa Anwar, dan Direktur P2Humas Direktorat Jenderal Pajak Dwi Astuti.
Sementara panel kedua mengangkat topik “Tantangan Mengelola Reputasi Organisasi/Korporasi di Era Digital”. Pada panel kedua ini, VP Corporate Communication PT PLN (Persero) hadir sebagai pembicara.
Ikuti terus perkembangan HIO 2025 hanya di humasindonesia.id dan prindonesia.co. (ARF)
- BERITA TERKAIT
- Sinergi dan Aktivasi Kanal Digital, Komdigi Pastikan Kenyamanan di Libur Nataru
- Peran GPR dalam Pemerintahan Berbasis Digital
- Integrasi Nilai Budaya dalam Pendidikan untuk Perkenalkan Sumbu Filosofi
- Memperkuat Identitas Budaya Lewat Digitalisasi
- 4 Kunci Efektif dalam Menyampaikan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran