Pria kelahiran Makassar, 11 Juli 1974 ini memulai karir di PDAM Kota Makassar dari bawah. Betapa tidak, tatkala bergabung tahun 1995, ia mengawalinya sebagai karyawan Cleaning Service (CS) Outdoor yang dipekerjakan pada Koperasi Tirta Dharma PDAM Kota Makassar unit Jasa Pekerja Lapangan dengan gaji harian. Di bagian ini ia hanya bertugas selama satu bulan, selanjutnya ditugaskan sebagai pengawas Proyek Perumahan Karyawan.
Muh. Idris Tahir - Kabag Humas PDAM Kota Makassar
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Setahun kemudian ia diangkat sebagai karyawan PDAM Kota Makassar dan ditempatkan di Bagian Umum. Jabatan Seksi Humas mulai dijalani tahun 2012 – 2013, kemudian berpindah ke Kepala Urusan Kepelangganan Kantor Wilayah Pelayanan tahun 2013 - 2014. Tahun 2014 – sekarang ini diamanahkan sebagai Kepada Bagian Hubungan masyarakat.
Kala dipromosikan sebagai Kabag Humas, Idris melafazkan kalimat “Innalillahi wa inna illaihi roji'un”. Ia mengibaratkan tugas yang hendak diembannya berada diantara dua sisi mata pisau. Sisi menjaga opini pelanggan dan keharusan menjaga citra dan reputasi perusahaan.
Idris menaruh perhatian besar untuk membangun citra positif masyarakat terhadap PDAM Kota Makassar melalui penyampaian informasi yang menyeluruh tentang perusahaannya agar tidak ditafsirkan keliru oleh publik. Sinergi dengan awak media pun terus dipekuat agar seluruh informasi perusahaan dapat sesegera mungkin disampaikan kepada pelanggan dan publik.
Salah satu pengalaman menantang yang pernah ia hadapi sebagai humas adalah ketika muncul komplain pelanggan yang tidak mendapatkan air dan kualitas air yang berbau/keruh selama beberapa waktu. Sementara mereka harus tetap membayar rekening air tepat waktu padahal pelayanan yang mereka dapatkan tidak maksimal. “Humas harus mengambil peran penyeimbang antara jiwa sebagai pelanggan dan jiwa sebagai pemberi layanan. Kita harus mengetahui secara pasti akar masalahnya dan mencari informasi sampai sejauh mana petugas teknik melaksanakan pekerjaannya, sehingga kita mempunyai bahan yang cukup untuk memberikan penjelasan ketika ada keluhan pelanggan,” urainya.
Pelanggan Adalah Keluarga
Di era digitalisasi dan keterbukaan saat ini menurutnya, para pelaku PR harus berkomunikasi lebih terbuka. “Baik atau tidaknya pelayanan yang kita berikan kepada pelanggan harus disampaikan secara transparan karena jikalau tidak, maka mereka yang akan memberikan teguran dan kritikan atas layanan tersebut,” imbuh pehobi mancing ini. Bertemu dengan pelanggan, merupakan sebuah kepuasan tersendiri baginya. Apalagi bisa berkomunikasi dua arah, karena pelanggan bagaikan keluarga buat Idris.
Waktu senggang alumni Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA – LAN ) RI tahun 2001 itu banyak dimanfaatkan bertemu tim humas kantor. Kadang sembari minum kopi dan jikalau ada waktu hangout keluar kota untuk menambah keakraban dan interaksi yang intensif dengan tim. Dalam situasi demikian, acapkali lahir ide-ide baru yang diusulkan untuk peningkatan kinerja tim humas untuk selanjutnya diusulkan kepada pimpinan.
Sadar minimnya waktu buat keluarga, suami Nuraida Tahar dan ayah dari M. Rivandy Ryan Fachrezy, M. Irgy Achmad Fauzy, Gadiza Isnuri Faizah, dan M. Azzamy Shauqi, ini memercayai selalu ada best moment bagi mereka berkumpul bersama. Tak syak, ia merasakan dukungan penuh keluarga terhadap seluruh aktivitasnya mengelola PR perusahaan. Itulah sebabnya, ia berprinsip, jika masih diberikan amanat untuk mengabdi bagi perusahaan, ia akan memanfaatkan sebaik-baiknya agar menimbulkan kesan baik kepada siapapun yang pernah bekerjasama. (rtn/asw)
- BERITA TERKAIT
- Anita Lestari, Pemenang KaHI 2024: Menyatu dengan PR
- Amalia Meutia, Pemenang KaHI 2024: Mengubah Ketidaktahuan menjadi Pengetahuan
- Agdya P.P. Yogandari, Pemenang KaHI 2024: Tidak Sekadar Kerja
- Asri Fitri Louisiana, Pemenang KaHI 2024: Menjalin Relasi, Merawat Bumi
- Dony Indrawan, Best Presenter PRIA 2024: Berani Tampil