Jika praktik public relations (PR) diandaikan sebuah dinamika naik turunnya gelombang di lautan, rasanya sosok satu ini telah mengalaminya dengan beragam kisah menarik. Ya, pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah 19 Mei 1980 ini telah memilih dunia PR dengan suka cita. Seriang gembira tatkala ia melakoni keseharian hobinya berupa lari lima kali seminggu, memotret peristiwa human interest, menyelam di kawasan Pulau Derawan, menjalankan ajaran sunah shalat dhuha tiap hari, maupun saat menonton film dengan sang istri tercinta Citra Fitriawardani.
Arif Hadianto - PR Manager Berau Coal
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - PR baginya haruslah memberikan manfaat bagi orang lain. Atau meminjam tagline sebuah suratkabar di Jogjakarta, adalah “migunani tumraping liyan”. Inilah dasar bagi alumni Ilmu Komunikasi UGM dan D3 Manajemen Pemasaran UGM itu saat memulai bergabung di Berau Coal tahun 2006. “Tugas pertama saya ketika itu adalah membangun hubungan baik media dengan Berau Coal, dan memegang tanggung jawab membangun reputasi positif perusahaan melalui media massa,” ujarnya mengenang awal bekerja di perusahaan tambang tersebut.
Menjadi seorang PR harus mampu menjembatani antara kepentingan perusahaan dan kepentingan publik. Baginya, PR adalah mata, telinga, dan mulut perusahaan. Bisa menangkap informasi, opini, dan ekspektasi publik terhadap perusahaan. Lalu mengolah dan menjadikannya sebagai bahan membuat keputusan tepat bagi managemen, untuk membangun reputasi di mata para pemangku kepentingan (stakeholders).
Bekerja di perusahaan tambang memang penuh dengan risiko reputasi maupun potensi gejolak sosial. Arif pun pernah mengalami dan menghadapi situasi ini. Suatu ketika, ribuan massa mendatangi kantornya saat terjadi pergantian manajemen. Isunya adalah, publik memiliki kekhawatiran dan ekpektasi besar terhadap kontribusi perusahaan ke masyarakat. Tak pelak, ia tampil menghadapi para demonstran sebagai juru bicara perusahaan. Berbekal rasa percaya diri dan niatan tulus menjembatani publik dan perusahaan, ia berhasil memberi penjelasan kepada publik dengan baik.
Edukasi di Media Baru
Ketika berbicara di depan massa tentu harus memiliki data, kemampuan public speaking, dan kepercayaan diri kuat. “Itu sebuah pengalaman yang sangat menantang,” aku pengagum Nabi Muhammad ini jujur tanpa bisa menyembunyikan kegairahan saat menceritakannya kepada PR INDONESIA. Pergaulan luasnya dengan para jurnalis anggota PWI maupun AJI di Berau dan Kalimantan Timur, sangat membantu Arif meningkatkan kualitas komunikasinya kepada publik melalui media.
Tak cuma itu, produk medium internal perusahaannya bahkan pernah diganjar penghargaan best e-magazine di ajang Indonesia Inhouse Magazine Awards (InMA) 2016 yang diselenggarakan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat. Kepada timnya, ia selalu menekankan soal kreativitas dan memberikan karya terbaik.
Ke depan, di tengah isu-isu negatif yang masih sering menerpa industri tambang, Arif memandang strategi yang tepat dalam berkomunikasi secara partisipatif dengan publik, adalah dengan mengedukasi dan memanfaatkan media baru. Tahun 2017 ini, tim Departemen PR Berau Coal membuat kampanye #majubersamaberaucoal. Kampanye ajakan kepada para pemangku kepentingan utnuk bersama-sama membangun hubungan baik dan saling memberi manfaat, guna meraih kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Sebuah mimpi pribadi masih terukir di benaknya di luar kesehariannya mengelola kinerja kehumasan kantornya. Yakni mengembangkan diri sebagai wirausaha kuliner dan kebun plasma kelapa sawit berbasis internet. (rtn/asw)
- BERITA TERKAIT
- Ditya Nanaryo Aji: Memberikan Kinerja Terbaik
- Ketua Dewan Pers Pertama Atmakusumah Astraatmadja Tutup Usia
- Aryati, Pemenang KaHI 2024: Semua Tentang Keikhlasan
- Chatrine Siswoyo: Dahaga Akan Tantangan
- Anita Lestari, Pemenang KaHI 2024: Menyatu dengan PR