Dunia mengalami mediamorfosis atau pergeseran media. Apa yang harus dilakukan humas/public relations (PR)?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Transformasi ini menguji daya tahan dan adaptasi para humas. Perubahan ini juga membuat humas selain melakukan kegiatan yang sifatnya tatap muka, juga harus banyak mengisi ruang kosong yang ada di media sosial dengan menyampaikan informasi yang otentik, arif, dan berintegritas. Kini humas mulai dihadapkan oleh permasalahan mendasar, yakni era posttruth di mana banyak masyarakat yang merasa tidak perlu melakukan verifikasi fakta dan informasi yang mereka peroleh melalui media sosial. Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro di Kementerian BUMN membagikan beberapa tips agar humas tetap eksis di tengah era disrupsi:
Keluar dari Zona Nyaman
Humas di era 4.0 bukan lagi humas yang sekadar duduk manis di kantor, berpangku tangan, dan menunggu arahan dari pimpinan. Seperti yang dilakukan Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro di Kementerian BUMN yang aktif memberikan masukan kepada pimpinan, terutama saat terjadi krisis yang memerlukan respons cepat.
Kreatif dan Inovatif
Kemudahan akses teknologi di era digital membuat siapa saja bisa menjadi kreator konten. Kondisi tersebut mengubah cara kerja humas menjadi “tidak biasa”. Mereka harus mampu menjadi creative communicator, content producer, sekaligus memonitor pemberitaan/isu selama 24 jam nonstop. “Kuncinya tiga: inovasi, kreativitas, konten selalu update dan valid,” ujar Wianda.
Gandeng “Millennials”
Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu pelajari kekuatan, kelemahan dan kompetensi yang kita miliki, termasuk karyawan generasi millennials. Kementerian BUMN menggagas kegiatan Spirit of Millennials guna mengolaborasikan pegawai millennials dari seluruh BUMN. “Mereka akan jadi driver untuk kegiatan positif di semua daerah,” ujar mantan VP Corporate Communication Pertamina itu.
“Content is King”
Konten harus selalu di kelola dengan baik, karena itu yang akan menjadi ‘jualan’ humas kepada publik. Disamping membangun konten, jejaring, kepercayaan, serta storytelling juga mampu menjadi pendorong positif bagi perusahaan. (ais)
- BERITA TERKAIT
- Ini Tahapan Mengelola Isu
- Kenali Tiga Model Pendekatan Agar Kampanye PR Makin Efektif
- Ini Kunci Menjadi PR yang Strategis
- Cara Membangun Hubungan yang Efektif dengan Media
- Ini Pentingnya Menjalin Hubungan yang Positif dengan Media Kala Krisis