Menjadi public relations (PR) itu bukan untuk perusahaan, tapi diri sendiri. Ketika kita bisa mempiarkan diri sendiri, otomatis kita bisa mempiarkan perusahaan.
SEMARANG, PRINDONESIA.CO - Keyakinan inilah yang selalu tertanam dalam benak Akbar, pria yang November lalu dinobatkan sebagai pemenang utama ICON PR INDONESIA periode 2018 – 2019. Keyakinan itu makin besar apalagi semenjak ia diberi amanah sebagai Program Community Engagement PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Pria berusia 27 tahun ini bertekad untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap dunia perkeretaapian yang selama ini masih mendapat stigma negatif. Salah satunya, soal keamanan seperti potensi terjadi pelecehan seksual dan kecopetan. “Padahal jika dibandingkan dengan perkeretaapian di Eropa, kondisi di negeri kita masih jauh lebih aman,” ujar Akbar yang ditemui PR INDONESIA di selasela workshop Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #4 di Semarang, Kamis (8/11/2018).
Sementara untuk meningkatkan kenyamanan, KCI memiliki Edu Trip. Yakni, program yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang budaya dan cara bertransportasi yang baik dan benar. “Mulai dari yang sederhana saja: mengantre. Jujur, masyarakat kita ini paling susah kalau harus mengantre,” kata pria yang lahir dan besar di Jakarta itu.
Tanggung jawab yang diemban pria yang gemar mempelajari perilaku sosial masyarakat ini tidak mudah. Perlu kesabaran dan usaha ekstra keras. Kiatnya, Akbar rutin merangkul komunitas-komunitas pecinta kereta api. Salah satunya, membangun engagement melalui aktivitas “Road to DAOP”.
Akbar memanfaatkan kesempatan itu untuk mendengar dan menggali informasi sebanyaknya tentang kondisi setiap stasiun dari para pengguna secara real di lapangan. Hasil dari pendekatannya itu, selanjutnya ia jadikan sebagai bahan untuk menyusun strategi komunikasi lalu diteruskan ke grup WhatsApp. “Walaupun informasinya bersifat personal, tapi dampaknya massal,” ujar pria yang giat mengampanyekan tanda pagar #AyoNaikKRL di setiap unggahan Instagram-nya itu.
Hobi Memasak
Siapa sangka, meski PR sudah menjadi jati dirinya, ia sempat salah memilih jurusan kuliah. Merasa tidak sesuai dengan karakternya, ia pun memutuskan untuk mengundurkan diri dan beralih ke Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta. “PR is my blood,” kata pria yang mengaku memiliki kebanggaan tersendiri tiap kali mengenakan seragam KCI. Meski kedengarannya klise, tapi dari seragam yang dia kenakan, ada tanggung jawab besar yang diemban di sana. Ia berpendapat perasaan ini hanya akan terbangun apabila memiliki kecintaan yang besar terhadap profesi, seperti kecintaannya terhadap PR.
Di tengah kesibukannya mengedukasi masyarakat, Akbar selalu menyempatkan waktu menyalurkan hobinya memasak. Terutama, tiap akhir pekan bersama ibunda tercinta. Selain itu, bungsu dari empat bersaudara ini juga kerap menyempatkan waktu untuk olahraga selepas bekerja. Partisipasinya di ajang ICON PR INDONESIA tak terlepas dari dorongan rekan-rekan kerja. Ia makin termotivasi karena kata icon sendiri identik dengan aktivitas mengedukasi, mempromosikan dan memberi pengaruh, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi/ PR. “Nah, dari situ saya berpikir, insya Allah saya sudah punya modal,” tutupnya. (bel)
- BERITA TERKAIT
- Anita Lestari, Pemenang KaHI 2024: Menyatu dengan PR
- Amalia Meutia, Pemenang KaHI 2024: Mengubah Ketidaktahuan menjadi Pengetahuan
- Agdya P.P. Yogandari, Pemenang KaHI 2024: Tidak Sekadar Kerja
- Asri Fitri Louisiana, Pemenang KaHI 2024: Menjalin Relasi, Merawat Bumi
- Dony Indrawan, Best Presenter PRIA 2024: Berani Tampil