Strategi Menulis Artikel Pendek

PRINDONESIA.CO | Kamis, 13/06/2019 | 3.131
Dunia membutuhkan lebih banyak konten yang mampu memberikan pengajaran dan membuat mereka memahami sesuatu.
PR INDONESIA/ Aisyah

Fenomena banjir informasi menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi public relations (PR) zaman now. Kini mereka dituntut mampu bersaing dalam menyajikan informasi positif. Alasannya, disamping masyarakat yang makin haus akan informasi setiap hari, serta tuntutan adanya informasi yang tersaji secara cepat, menjadikan kompetensi menulis artikel pendek pun semakin dibutuhkan.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Karena, dengan kapasitas halaman dan jumlah karakter yang terbatas, penulis harus mampu meyakinkan pembaca agar mau merelakan waktunya untuk membaca berita sampai tuntas. Namun, tak dapat dimungkiri, masih sering kita jumpai kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penulisan artikel pendek.

Di antaranya, tidak fokus pada satu tema, tidak sesuai dengan tema yang ditentukan, mengandung banyak anak kalimat, menggunakan bahasa yang kaku seperti  menulis karya ilmiah, hingga pengulangan kata. Tak berhenti sampai disitu, kesalahan lain seperti penggunaan kalimat berlemak, mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing, tulisan yang terlalu panjang, serta banyak terdapat kesalahan penulisan, masih kerap kita jumpai.

Untuk itu, Redaktur Majalah PR INDONESIA Ratna Kartika, secara khusus membagikan trik menulis artikel pendek. Antara lain:

Jumlah Karakter yang Terbatas

Artikel pendek, pada umumnya memiliki jumlah karakter sekitar 3.200 hingga 3.500 karakter dengan spasi, atau sekitar satu seperempat halaman, menggunakan kalimat langsung ke inti, padat, dan jelas. Dengan catatan, meskipun artikel pendek, tetapi tetap mengandung unsur mengalir, gaya bahasa bertutur atau bercerita (storytelling), menggunakan bahasa baku namun tidak kaku, serta yang terpenting yakni inspiratif dan informatif.

Bangun Pemahaman

Mengutip pendapat seorang Storyteller dan Bootcamp Advisor Praxis Amerika Serikat Hannah Frankman, Ratna menuturkan bahwa dalam sebuah artikel harus mengandung makna dan pemahaman. “Bayangkan mereka bertanya “kenapa/mengapa”, jawab pertanyaan itu dalam artikelmu,” ujar perempuan pecinta kopi itu di hadapan 100 orang peserta Kelas Belajar Ikatan Pranata Humas Indonesia (IPRAHUMAS) di Jakarta, Jumat (24/5/2019).

Jangan Takut Salah

Pada tahap ini, Ratna menekankan bahwa pada saat hendak menulis artikel pendek, upayakan untuk menulis artikel sampai selesai tanpa melakukan pemeriksaan. Segera catat lead yang sudah ada di kepala, lanjutkan dengan membuat kerangka dengan mengumpulkan informasi yang sama.

Biasakan menggunakan kalimat aktif (kecuali saat menulis judul), baca ulang artikel yang sudah selesai dengan suara, bukan dalam hati, bersikap skeptis/tidak mudah percaya, maksudnya cek lagi keakuratan data, nama narasumber dan jabatannya. 

Buat Rilis yang Menarik

Hal ini penting untuk diperhatikan oleh para praktisi PR, sebab, media setiap harinya banyak menerima rilis. Maka, jika PR tidak mampu mengemas rilis ke dalam tulisan yang menarik, hanya akan menjadi spam. Tak kalah penting adalah, tentukan target media yang akan dikirimkan rilis. Masing-masing media memiliki ciri khasnya masing-masing. Contoh, Majalah PR INDONESIA yang fokus membahas tentang dinamika PR tanah air.

Lainnya adalah, besarnya tuntutan/target dari rekan-rekan wartawan untuk menulis, baik versi cetak, digital, hingga media sosial setiap harinya. Rilis yang dikemas secara menarik juga dapat memudahkan pembaca untuk menerima pesan dengan baik.

Strategi Menulis Rilis yang Menarik

Perempuan alumni Jurusan Agronomi, Institut Pertanian Bogor (IPB) ini tak lupa membagikan strategi membuat rilis secara real-time. Yakni, pastikan PR sudah membuat kerangka rilis sebelum hari H penerbitan rilis. Lalu, tunjuk tim, dengan formasi, satu orang untuk satu narasumber, dilanjutkan dengan membuat transkrip di lokasi. Tentukan satu orang penulis yang bertugas menjahit naskah dari kumpulan transkrip tadi. Terakhir, dan yang paling penting adalah sebarkan paling lambat satu jam setelah acara. (ais)