Dodi Reza Alex N, Bupati Musi Banyuasin: Dorong Muba yang Berkelanjutan

PRINDONESIA.CO | Selasa, 02/07/2019 | 1.993
Kabupaten Muba pun menjadi daerah pertama di Sumatera Selatan yang mendapatkankan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari pemerintah pusat. Presiden RI Joko Widodo.
Dok. Humas Pemkab Muba

Kabupaten Musi Banyuasin dikenal dari tiga komoditinya. Yakni, sawit, karet dan gas. Di bawah kepemimpinannya, Bupati Dodi bertekad menjadikan ketiganya berkelanjutan dan memberikan dampak setinggitingginya bagi kesejahteraan rakyat.

BANDUNG, PRINDONESIA.CO - PR INDONESIA menemui Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dodi Reza Alex Noerdin usai dirinya melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Kelapa Sawit (BPDP-KS) di Bandung, Kamis (28/3/2019). Kolaborasi ini dalam rangka merealisasikan  pengolahan biofuel (bahan bakar nabati) berbasis kelapa sawit rakyat. Ya, sebagai sentra kelapa sawit, Muba berpotensi menjadi pelopor energi berkelanjutan, salah satunya sebagai pusat pengolahan biofuel hingga B100 atau solar dengan kandungan minyak 100% kelapa sawit.

Tindak lanjut dari kerja sama itu, Pemkab Muba berencana membangun mini refinery sebagai tempat penampungan sementara hasil pengolahan biofuel yang dilakukan oleh ITB. Sementara produksi turunan dari tandan buah segarnya akan dikirim ke kilang minyak milik PT Pertamina di Plaju, Palembang. Apabila sudah berjalan, Bupati Dodi akan mewajibkan seluruh kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Muba menggunakan biofuel berbasis kelapa sawit.

Peremajaan

Jauh sebelum kolaborasi tersebut, Pemkab Muba telah berstrategi dengan merintis peremajaan sawit rakyat. Sebab, sekitar 40 persen dari total lahan sawit yang ada di Muba merupakan sawit rakyat yang semakin hari poduktivitasnya kian menurun karena tidak pernah dilakukan peremajaan.

Kesungguhan ini ditangkap oleh radar pusat. Kabupaten Muba pun menjadi daerah pertama di Sumatera Selatan yang mendapatkankan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari pemerintah pusat. Presiden RI Joko Widodo bahkan meyempatkan hadir saat penanaman perdana PSR. Sejak tahun 2017, Pemkab Muba tercatat telah meremajakan sawit rakyat seluas 7.500 ha. Tahun ini, pihaknya akan kembali mengajukan replanting seluas 5.000 ha, sehingga total perkebunan sawit milik rakyat yang diremajakan mencapai 12.500 ha.

Jalan sebagai lumbung energi baru terbarukan makin terbuka dengan adanya kerja sama antara Pemkab Muba dengan Yayasan IDH Sustainable Trade Initiave Indonesia. Dalam rangka mewujudkan komoditas perkebunan sawit yang berlanjutan dan meningkatnya kesejahteraan petani sawit, Kabupaten Muba ditunjuk sebagai pilot project untuk penerapan sistem veriefied source area (VSA) atau area tempat asal komoditas yang terverifikasi ramah lingkungan dan dikelola secara berkelanjutan. Dengan terverifikasi VSA, nilai tambah kelapa sawit rakyat dipastikan naik, komoditi ini juga menjadi tidak gampang diserang isu deforestasi. Dan, dapat meningkatkan daya tarik Muba sebagai pelopor energi baru terbarukan biofuel meningkat di mata investor, tak terkecuali global. Seperti yang sudah terjadi ketika Bupati Dodi menjadi pembicara pada acara Indonesia-USA Renewable Energy Business Forum di Houston, Texas, Amerika Serikat (AS), Kamis (2/5/2019). Pertemuan tersebut sekaligus membuka peluang bagi Pemkab Muba menggaet investor asal AS mengingat acara tersebut dihadiri oleh ratusan perusahaan AS yang meliputi independent power producers, investor, perbankan, pabrikan dan principals lainnya yang terkait energi terbarukan.

Aspal Karet

Lainnya yang tak kalah fenomenal yang dilakukan oleh Pemkab Muba adalah terobosan aspal karet. Bupati Dodi mengatakan, ide itu terinspirasi dari Thailand. Dengan metode mencampur aspal dengan karet, infrastruktur jalan memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, daya lentur yang lebih baik, dan tahan air sehingga aspal tidak cepat rusak.

Terobosan ini terdorong saat petani berteriak karena harga karet jatuh. Tak seperti sawit, hampir 90 persen perkebunan karet di Muba adalah milik rakyat. Ketika itu harga karet jatuh melebih batas psikologis para petani yang tadinya Rp 10 ribu/kg menjadi Rp 5.000 – 6.000 per kg. Setelah dianalisa, ternyata faktor penyebab harga karet fluktuatif karena masih ada rantai tengkulak dan ketergantungan karet di pasar internasional.

Sebagai solusi awal, kandidat doktor Universitas Padjajaran ini menginiasi berdirinya pusat pasar lelang. Keberadaannya diyakini mampu memutus rantai tengkulak. Benar saja, harga karet naik menjadi Rp 9.300/kg, bahkan bisa mencapai Rp 12 ribu/kg jika lelang dilakukan setiap minggu. “Hingga saat ini terdapat 56 Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Baku (UPPB) karet rakyat di Muba,” katanya.

Namun, Dodi menilai upaya itu belum cukup. Hingga lahirlah ide aspal karet tersebut. Uji coba teknologi infrastruktur aspal karet diterapkan pertama kali di jalan Desa Mulyorejo B4, Kecamatan Sungai Lilin sepanjang 465 meter. Pembangunan ruas jalan yang menggunakan dana APBD Tahun anggaran 2018 sebesar Rp 1,8 miliar itu mampu menyerap 8,49 ton karet rakyat. Penyerapan karet rakyat ini terbilang tinggi karena sebelumnya serapan karet alam rakyat di Muba untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hanya 1,6 juta ton/tahun.

Komitmen menjalankan program aspal karet terus berlanjut. Tahun 2019, Pemkab Muba mengalokasikan dana APBD tahun 2019 sebesar Rp 12,5 miliar untuk membangun jalan aspal karet sepanjang 9,67 km. Meliputi, peningkatan jalan di kelurahan Mangun Jaya dengan Kecamatan Babat Toman sepanjang 4,12 km dengan lanjutan peningkatan jalan Sp Gardu Harapan KUD Trijaya- Tanjung Agung Selatan Kecamatan Lais sepanjang 2 km, peningkatan jalan Rumah Dinas Bupati Muba Kecamatan Sekayu sepanjang 1,82 km, lanjutan peningkatan Jalan SD Model-Sp.AMD Kecamatan Sekayu sepanjang 1,73 Km Pagu.

Langkah Muba mendapat sorotan dari pemimpin tertinggi di negeri ini, Presiden RI Joko Widodo, hingga akhirnya pemerintah pusat memberikan dukungan melalui dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 28.066.362.180,00. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun aspal karet di lanjutan peningkatan Jalan Kasmaran-Pinggap Kecamatan Babat Toman sepanjang 0,30 Km, peningkatan jalan Talang Bayung-Lubuk Buah Kecamatan Babat Toman dan Batang Hari Leko sepanjang 0,20 km serta peningkatan Jalan Rantau Sialang-C5 Kecamatan Sungai Keruh-Sekayu sepanjang 0,30 km.

Terinspirasi dari Muba, Presiden lantas menginstruksikan agar seluruh jalan di Indonesia dibangun menggunakan aspal karet. Instruksi ini ditindaklanjuti oleh Kementerian PUPR dan Kementerian Dalam Negeri melalui surat edaran ke seluruh pemerintah daerah.

Inovasi yang dilakukan membawa Kabupaten Muba meraih prestasi sebagai Tiga Kabupaten Terbaik se-Indonesa dalam Penyelenggaraan Infrasturktur 2018 dari Kementerian PUPR. Melalui apresiasi ini, Muba berhak mendapat dana insentif sebesar Rp 20 miliar. Dana tersebut dimanfaatkan untuk peningkatan jalan menggunakan aspal karet seperti Jalan KH Ahmad Dahlan Kecamatan Sekayu sepanjang 2,00 km, peningkatan Jalan Muara Teladan-Sp.Supat sepanjang 1,50 km, dan peningkatan Ruas Jalan Sp.Pauh-Beji Mulyo (B1)-Bero Jaya Timur (B2) Kecamatan Tungkal Jaya sepanjang 3,00 km. Jadi, total pembangunan jalan aspal karet untuk tahun 2019 dari tiga sumber pendanaan, yakni APBD Muba, DAK, dan dana apresiasi Kementerian PUPR mencapai Rp 60.566.362.180,00.

Bagi Dodi, pencapaian ini lebih dari sekadar membahagiakan. Karena ada pesan yang sebenarnya ingin ia sampaikan. Ya, apalagi kalau bukan untuk meningkatkan penyerapan karet milik rakyat. “Kalau inovasi ini diterapkan di seluruh jalan baik jalan kabupaten, provinsi sampai jalan negara, maka serapan karet rakyat akan meningkat. Dampaknya, harga karet naik, kesejahteraan petani juga meningkat,” ujarnya. Bahkan, bisa membawa Indonesia menjadi negara yang mandiri karena tidak lagi tergantung oleh harga komoditas di pasaran internasional.

Kaya Gas

Selain sawit dan karet, Muba juga dikenal sebagai wilayah yang kaya akan cadangan gas. Apalagi setelah Repsol, perusahaan  asal Spanyol yang bergerak di bidang minyak, gas dan energi, menemukan cadangan gas sebanyak 2 triliun Kaki Kubik (Tcf) saat sedang melakukan pengeboran Sumur Kaliberau Dalam 2X (KBDZX) di Blok Sakakemang, Kecamatan Bayung Lencir, Muba. Temuan tersebut sekaligus menempatkan Muba sebagai wilayah dengan temuan cadangan gas terbesar kelima di dunia dan terbesar kedua di Indonesia setelah Blok Cepu di Jawa Tengah. Dodi berharap temuan ini dapat memberikan dampak signifikan bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyatnya. “Setidaknya, masyarakat di sekitar harus bisa ikut menikmati jaringan gas ,” tutupnya. (rtn)