Penjurian sesi presentasi Insan PR INDONESIA 2019 usai, Senin (14/10/2019). Bertempat di Gedung Dewan Pers, Jakarta, tiga dewan juri melakukan penilaian kepada 31 peserta PR dari beragam korporasi/institusi. Berikut kesan mereka.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Pengalaman menjuri Insan PR INDONESIA memberikan kesan tersendiri bagi Jojo S. Nugroho, Ketua Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI). “Ada yang menarik,” katanya membuka percakapan dengan PR INDONESIA. “Dari sekian banyak peserta Insan PR INDONESIA 2019, hanya sedikit yang berlatar belakang komunikasi. Selebihnya, ada yang lulusan teknik, ekonomi, akuntan, dan banyak lagi,” kata pria yang identik mengenakan topi itu.
Meski begitu, ujar Managing Director Imogen PR tersebut, kondisi ini bukanlah persoalan. Sebab, pada kenyataannya mereka memiliki kapabilitas sebagai seorang PR. Terbukti, mereka tidak hanya mampu menjalankan perannya dengan baik, tapi mampu melahirkan inovasi dan ide-ide segar.
Jojo mengambil contoh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Meski ibaratnya keseharian mereka tak terlepas dari aspal dan beton, namun mereka dapat menyederhanakan informasi yang dapat dinikmati dan dipahami masyarakat awam. Sama halnya dengan peserta dari industri keuangan. Meski kerap berkutat dengan angka, para PR yang berkecimpung di dalamnya mampu menarasikan informasi menjadi lebih mudah diterima, khususnya bagi generasi milenial sebagai salah satu target audiens mereka.
Secara pribadi, Jojo mencari Insan PR yang tidak hanya mampu memberikan dampak bagi perusahaan/instansi, namun juga kepada seluruh stakeholder, bahkan bangsa dan negara. Untuk sampai ke sana, yang bersangkutan harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang mumpuni. Sebab, dari komunikasi itulah mereka dapat menyusun strategi yang tepat. Selain itu, mereka juga harus memiliki kemampuan membuat narasi yang baik sesuai target audiens dan sosok yang haus belajar hal baru. Semua itu bisa ditempuh dengan belajar. Salah satunya, melalui seminar dan workshop.
Lebih Meyakinkan
Sementara itu, juri Elizabeth Gunawan Ananto, founder International Public Relations Summit (IPRS), kagum dengan prestasi para peserta terutama yang berkaitan dengan kegiatan managerial. “Beberapa peserta telah melakukan kegiatan yang strategis baik di corporate communications, maupun level manager. Bahkan, kepala bagian pun sudah memberikan refleksi kehumasan yang relatif cukup kompleks,” kata pendiri EGA briefings ini, bangga.
Perempuan yang karib disapa Ega itu juga mengapresiasi beberapa aktivitas kampanye yang dilakukan oleh PR. “Tak hanya event-nya efektif, tapi mampu mendorong terjadinya perubahan sikap/perilaku,” ujarnya.
Juri Asmono Wikan, founder dan CEO PR INDONESIA mengapresiasi hasil karya para peserta. Menurutnya, kualitas peserta tahun ini jauh lebih meyakinkan. Hal ini dapat dilihat dari peserta yang sebelumnya sudah mengikuti ajang serupa, tahun ini ia tampil lebih meyakinkan. Sebagai juri tetap, ia melihat yang bersangkutan mengalami peningkatan dari sisi wawasan, kewenangan, hingga kompetensi. Meski melihat masih ada kesenjangan kualitas di antara peserta, namun tidak terlalu kentara. “Secara umum saya happy dan surprise dengan kemajuan yang terjadi,” katanya.
Kompetisi Insan PR INDONESIA dibagi ke dalam enam kategori. Antara lain, kategori Manager, Vice President PR, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, dan Government PR. Apresiasi akan diserahkan di Bali, Kamis, 31 Oktober 2019. (mai)
- BERITA TERKAIT
- ICON PR INDONESIA 2023- 2024: Menjadi Motor Penggerak
- Pemenang PR INDONESIA Terpopuler: Makin Adaptif dengan Perkembangan Zaman
- Pemenang Insan PR INDONESIA 2023: Bukti Pengakuan
- Dua Tips Meramu Identitas "Brand" yang Kuat
- Mengomunikasikan ESG ke Dalam “Brand Storytelling”