Membangun “Engagement” Melalui Media Sosial

PRINDONESIA.CO | Kamis, 21/11/2019 | 3.415
Membangun reputasi di era digital menjadi tantangan PR zaman now.
Dok. Imam Suryanto

Ingat pepatah “Content is the king, engagement is the queen? Hal ini juga berlaku bagi public relations (PR),  terutama dalam menjalankan perannya menjalin komunikasi dan membangun engagement melalui media sosial.

BOGOR, PRINDONESIA.CO - Inilah yang dialami Pranata Humas Kementerian Perdagangan RI Imam Suryanto. Pengalaman itu ia sampai di hadapan mahasiswa Universitas Pakuan, Bogor, Jumat (18/10/2019).

Menurut pria yang merupakan ICON PR INDONESIA 2018 -2019 ini, membangun reputasi di era digital menjadi tantangan PR zaman now. Termasuk, PR yang berkecimpung di instansi pemerintah. Ia berpendapat, ketika instansi/korporasi memutuskan untuk memanfaatkan platform media sosial sebagai sarana untuk membangun reputasi dan engagement dengan publik, sebaiknya tak mengabaikan beberapa hal ini.

Pertama, tetapkan target audiens. Tujuannya, untuk menentukan strategi komunikasi. Selanjutnya, pahami bahasa masing-masing di media sosial dan sesuaikan dengan gaya bahasa audiens yang dituju. “Cara berkomunikasi di Instagram berbeda dengan ketika membangun komunikasi di Twitter,” kata Imam yang siang itu membawakan tema “Building a Reputation with PR”.

Kedua, rangkai kalimat yang mengandung unsur 5 W+ 1 H disertai foto humanis. Akan semakin sempurna apabila kita mampu memastikan foto yang diunggah mampu membuat publik lekas paham tanpa perlu membaca keterangan foto (caption).

Selanjutnya, tentu harus kreatif, kuasai isu serta data. Contoh, ketika ia harus menjaga reputasi Kementerian Perdagangan, instansi tempatnya bekerja, di tengah kondisi naiknya harga bahan-bahan pokok di pasaran. “Kunci utama adalah komunikasi. Kita jelaskan faktor yang memengaruhi naik-turunnya harga. Misalnya, faktor cuaca, pasokan, dan lain lainnya,” tutup Imam. (mai)