Bagi praktisi public relations (PR) menulis bisa jadi bencana. Padahal ini adalah salah satu keterampilan dasar yang wajib kita miliki.
Oleh Emmy Kuswandari, Praktisi PR, Global Communications APP Sinar Mas
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menulis bagi banyak orang kadang menakutkan. Terlebih dengan keterampilan yang minim. Bahkan bagi praktisi PR bisa jadi inilah bencana. Padahal menulis adalah salah satu keterampilan dasar yang wajib kita miliki.
Kenapa menulis terlihat menakutkan? Ketakutan itu barangkali karena kurang membaca. Tak mungkin ada tulisan bagus tanpa membaca. Lalu, kalau tak ada ide atau mampet? Membaca tetap jadi solusinya. Percaya dirilah. Jangan takut.
Pertama, biasakan membuat outline untuk tulisan yang sederhana sekalipun. Outline inilah yang akan jadi penuntun kita. Dari outline ini akan terlihat bagaimana bentuk tulisan kita nanti.
Kemudian, awalilah tulisan dengan jujur. Tulisan yang jujur memudahkan kita membuat cerita yang mengalir. Kebohongan, menyembunyikan data atau fakta merupakan jebakan untuk diri kita sendiri.
Apabila hasil tulisan masih belum memuaskan, baca dan bacalah. Perbanyak referensi. Meniru gaya pilihan diksi penulis favorit bukanlah dosa. Lama-lama akan muncul gaya kita sendiri. Semakin pendek kita menulis, misalnya rilis, biasanya makin tidak mudah. Apalagi informasi di untuk sosial media. Tetapi inilah tantangannya. Kesederhanaan itulah yang indah.
Tahapan lain yang harus kita taati, yaitu mengedit. Jadilah editor yang baik untuk diri sendiri. Ini sedikit memuakkan prosesnya. Terlebih ketika kita sudah berkutat lama dengan tulisan kita. Tetapi laluilah. Tegalah untuk mengedit tulisan kita sendiri. Posisikan diri kita sebagai pembaca. Editor yang baik akan menyempurnakan tulisan yang sederhana sekalipun.
Kuncinya, menulislah dengan semenarik mungkin. Tulisan yang buruk atau membingungkan hanya menunjukkan cara berpikir kita yang tak lurus mengurai tema-tema menjadi sederhana. Tulisan kita adalah signature kita. Buatlah semenyenangkan mungkin bagi pembaca kita untuk menikmatinya.
Buang Mimpi Buruk
Masih beranggapan tak bisa menulis? Buang mimpi buruk itu. Ini keterampilan wajib untuk praktisi PR seperti kita. Karena kita adalah pencerita. Dan, melalui tulisan adalah salah satu caranya.
Bagaimana membuat tulisan yang baik? Gerakkan jari memencet keyboard. Mulailah dari satu kata dan biarkan kata berikutnya menyusul di belakangnya. Kita tak bisa menilai tulisan baik atau buruk kalau kita tak pernah memulai menuliskan ide atau gagasan kita.
- BERITA TERKAIT
- Kunci Utama Memimpin Tim Tetap Solid di Tengah Krisis Komunikasi
- Demokrasi di Meja Makan
- Peran Pengelolaan “Stakeholder” Mendukung Penerapan ESG dan Keberlanjutan
- Pentingnya Juru Bicara dalam Membangun Kredibilitas IKN
- Begini Rahasia Sukses Konferensi Pers