Delapan tahun bergelut di dunia kewartawanan, Galih terbiasa terbiasa berinteraksi dengan public relations (PR). Setelah bergabung di PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) di bagian Corporate Communications, yang terjadi sebaliknya, ia lebih banyak berinteraksi dengan wartawan.
BALI, PRINDONESIA.CO - “Kalau dulu, saya sebagai wartawan yang difasilitasi oleh PR. Sekarang, saya yang harus melayani rekan-rekan media,” kata Galih membuka percakapan dengan PR INDONESIA jelang penobatan ICON PR INDONESIA 2019 – 2020 di Bali, akhir Oktober 2019.
Selama tiga tahun menjadi PR, sudah banyak kisah yang terangkum. Ia mengaku awalnya sulit beradaptasi sebagai PR. “Saya sempat syok. Apalagi terjun di industri yang sama sekali baru, pengelola dan pengembang kawasan industri,” ujarnya.
Sebagai kompleks industri terbesar di Indonesia, kawasan industri Pulogadung rentan krisis. Stakeholder yang harus mendapat perhatian pun banyak. Latar belakangnya juga beragam. “Ada 500 perusahaan industri menjalankan aktivitasnya di sana. Selain itu, PT JIEP berdiri di dua kelurahan yang relasinya juga harus kami jaga,” katanya. Pengalaman “dipalak” oleh oknum organisasi masyarakat dan media juga sudah menjadi rahasia umum.
Menurut Galih, kuncinya adalah membangun relasi berlandaskan kedekatan yang tulus. Upaya itu selanjutnya didukung dengan menginisiasi berbagai program. Salah satunya melalui Societal Need Orientation. Yakni, program CSR yang melibatkan para camat dan lurah sekitar untuk menyalurkan bantuan agar tepat sasaran.
Pria kelahiran Jakarta, 29 tahun silam ini berpendapat, tantangan itu tak pernah membuat nyalinya ciut. Justru, memotivasi Galih untuk berkontribusi membawa JIEP mencapai tujuannya sebagai pengembang dan pengelola kawasan industri yang terintegrasi dan modern. Meski, tidak mudah.
Langkah pertama yang ia lakukan adalah menentukan fokus. Fokus utamanya kala itu antara lain memperbaiki data base wartawan, laman resmi dan akun media sosial perusahaan. “Saya perbarui tampilan situs dan sistemnya. Khususnya, yang berkaitan dengan keterbukaan informasi publik. Melalui cara ini, kami bisa meyakinkan publik bahwa selama ini JIEP menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai GCG (good corporate governance),” kata pria yang sedang melanjutkan studi Corporate Communications Pascasarjana di Universitas Paramadina. Upaya itu perlahan tapi pasti mulai menunjukkan hasil. Tahun 2018, JIEP sukses menyabet peringkat pertama dalam hal Keterbukaan Informasi Publik (KIP) se-DKI Jakarta.
Pak Topo
Almarhum Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB adalah sosok yang menginspirasinya untuk terjun ke dunia PR. “Saya kagum melihat cara almarhum menyampaikan informasi dan melebur dengan media,” tutur pria penyuka mi goreng dan olahraga futsal itu mengenang.
Selain menjadikan sosok almarhum sebagai teladan, pria yang berprinsip “Hidup harus membawa manfaat bagi orang lain” ini juga terus mengasah kemampuannya. Terutama, dalam hal melakukan komunikasi persuasif, menulis, serta keahlian multimedia seperti foto, video, desain. “Bagi PR, semua kompetensi itu sudah mandatori,” ujar ayah satu anak itu. Selain tentu saja terus mempertajam soft skill seperti terbuka (open minded), fleksibel/tidak kaku, berintegritas, dan memiliki jiwa kepemimpinan. (ais)
- BERITA TERKAIT
- Anita Lestari, Pemenang KaHI 2024: Menyatu dengan PR
- Amalia Meutia, Pemenang KaHI 2024: Mengubah Ketidaktahuan menjadi Pengetahuan
- Agdya P.P. Yogandari, Pemenang KaHI 2024: Tidak Sekadar Kerja
- Asri Fitri Louisiana, Pemenang KaHI 2024: Menjalin Relasi, Merawat Bumi
- Dony Indrawan, Best Presenter PRIA 2024: Berani Tampil