Banyak yang memprediksi sektor pariwisata akan rebound pascapandemi Covid-19 tahun 2021. Mungkin saja prediksi itu benar. Akan tetapi, segala sesuatu harus diperjuangkan dengan optimis. Proses pemulihan bisa terjadi lebih cepat tergantung cara kita bereaksi. Setuju?
Oleh: Akhmad Zulfikri, Icon PR INDONESIA 2017 – 2018, Corporate Secretary PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Pariwisata menjadi salah satu sektor industri yang paling terdampak selama pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Dalam kurun tiga bulan terakhir, Maret – Mei 2020, sektor ini berada di titik terendah.
Berbagai potret suram itu tergambar dari mulai dari kementerian/lembaga, BUMN, swasta, organisasi, termasuk individu ramai-ramai membatalkan kegiatan dan kunjungan wisata. Destinasi wisata sepi, tingkat hunian hotel sangat rendah, maskapai penerbangan beroperasi terbatas, hingga tak ada lagi MICE.
Kita meyakini sektor pariwisata pasti bangkit kembali. Dengan syarat, pemerintah dan seluruh pelaku industri menciptakan cara dan peluang baru yang kreatif, inovatif, bahkan di luar kebiasaan, untuk dapat bertahan.
Mereka harus menginisiasi contoh dan praktik nyata bahwa kegiatan wisata dapat dilakukan dengan aman disertai protokol kesehatan dan pengalaman berwisata yang baru.
Ada beberapa langkah strategis yang bisa menjadi kajian bagi organisasi untuk dapat bertahan saat dan setelah pandemi. Antara lain, menghentikan operasional dan mengevaluasi posisi organisasi, menyesuaikan operasional sesuai dengan permintaan pasar, melakukan riset dan analisis pasar, segmen dan bisnis baru yang dapat diaktualisasikan, mengembangkan strategi branding baru atau penyegaran merek.
Selain itu, bersama mitra mengadakan kerja sama strategis untuk mendapatkan cash in advance, melakukan relaksasi kewajiban kredit, pinjaman, utang ke lembaga keuangan dan mitra kerja sama. Berikutnya, membentuk Tim Krisis, berperan aktif dan berkolaborasi dengan industri dan pemerintah.
Serta, bersama asosiasi mengusulkan stimulus-stimulus strategis untuk industri yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah seperti penghapusan pajak, pelatihan tenaga kerja, dukungan peraturan dan kebijakan terkait pemulihan sektor pariwisata.
Keuangan
Dari sisi keuangan, langkah yang bisa dilakukan adalah menekan biaya operasional, meminimalisasi biaya tetap, melakukan negosiasi dengan mitra kerja sama untuk mengatur persyaratan yang sesuai, memotong layanan yang belum menjadi prioritas, melakukan uji stres tingkat satu dan tingkat dua, menyiapkan dana tambahan untuk menyiapkan pemulihan ketika waktunya tepat dan dana untuk mendukung pelatihan ulang terkait keterampilan dalam bisnis proses atau produk baru.
Lainnya, menanamkan disiplin pemantauan arus kas yang memungkinkan prediksi arus kas dan melakukan intervensi secara tepat waktu, serta waspada terhadap dana talangan yang digunakan untuk kebutuhan operasional, bukan digunakan untuk pengembangan karena dapat berdampak negatif kepada perusahaan di kemudian hari.
Pemasaran
Bagaimana dari sisi pemasaran? Kita harus bekerja sama dengan industri untuk mengembangkan serangkaian paket yang dapat diluncurkan dan mendapat benefit dalam waktu singkat. Paket dapat termasuk harga khusus untuk tiket pesawat, akomodasi, makanan, minuman, dan kegiatan yang menimbulkan ketertarikan khusus. Antara lain, bisa berupa voucher diskon menarik dan paket menarik yang belum pernah ada sebelumnya menyesuaikan era normal baru. Contoh, work from hotel, Paket Olahraga, Pay Now Stay Later, Staycation, Wisata Alam dan sebagainya.
Batasi semua kegiatan pemasaran kecuali media baru. Tetap lakukan komunikasi dengan mitra dan konsumen untuk selalu mengingatkan kesetiaan akan jasa dan produk. Manfaatkan teknologi untuk komunikasi ke stakeholder secara digital dan virtual dengan konsep yang menarik dan khusus. Gunakan media sosial secara efektif.
Fokus ulang anggaran promosi pada pasar domestik dan kawasan terdekat yang bertujuan untuk pasar lokal dan mempromosikan jasa dan produk. Promosikan kebersihan, kesehatan, keselamatan bagi wisatawan di destinasi tujuan serta di produk dan jasa yang diberikan.
Sampaikan pula kepada wisatawan tentang tindakan yang akan diterapkan oleh destinasi, misalnya, pemeriksaan virus dan tindakan keamanan lainnya. Tak kalah penting, fokus pada pasar domestik dan kawasan terdekat karena setiap negara pasti akan memulihkan pariwisata dengan mengimbau warganya untuk mendahulukan berwisata di dalam negeri.
Sumber Daya Manusia
Selama masa pandemi dan era normal yang baru, penting bagi pelaku usaha memastikan kesehatan pegawai, menyiapkan kebutuhan serta prosedur kesehatan termasuk memotivasi pegawai. Buatlah aturan untuk pegawai yang kerja bekerja dari rumah, sistem pengukuran kinerja, pengembangan dari pelaksanaan dan perlengkapannya. Buat analisa beban kerja dan kebutuhan organisasi saat pandemi dengan memperhitungkan efisiensi biaya tenaga kerja dan multitugas dari setiap individu.
Selanjutnya, lakukan restrukturisasi organisasi agar tetap relevan dengan era normal baru, era normal berikutnya dan pascanormal. Siapkan infrastruktur teknologi yang mendukung. Serta, beri perhatian kepada sumber daya yang bekerja di garis depan dengan insentif atau manfaat khusus.
Operasi dan Pengembangan
Langkah yang bisa dilakukan mulai dari menyiapkan Prosedur Pelayanan, Prosedur Kesehatan Wisatawan, hingga Prosedur Kesehatan Mitra Usaha sesuai era normal baru. Pastikan prosedur itu dieksekusi dan dilakukan evaluasi secara berkala.
Rawat aset agar selalu siap beroperasi dengan baik, lakukan evaluasi belanja modal dan biaya operasional perusahaan, update dengan peraturan terbaru dari unsur kesehatan dan berkomunikasi untuk pelaksanaan dengan unsur kesehatan di unit operasional perusahaan.
Tingkatkan kebersihan dan sanitasi. Terapkan teknologi yang bermanfaat untuk di aplikasikan terkait dengan prosedur-prosedur baru. Kemudian, bangun sistem dan platform on-line untuk bisnis baru, cari mitra strategis untuk pemanfaatan idle asset dan pengembangan usaha.
Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial
Inilah yang dinantikan oleh para pelaku public relations (PR): menyusun strategi komunikasi dan tanggung jawab sosial selama dan pascapandemi Covid-19. Langkah tersebut bisa diawali mulai dari mengembangkan strategi komunikasi dan menerapkannya di tingkat masyarakat untuk berbicara tentang manfaat pariwisata. Sembari, secara berkelanjutan mengingatkan kepada mereka untuk menyambut wisatawan dengan baik ketika waktunya tepat.
Lakukan kerja sama dengan otoritas kesehatan untuk melakukan sosialisasi dalam rangka meminimalisasi penyebaran wabah. Tawarkan pelatihan bagi mitra binaan atau UMKM untuk mengembangkan keterampilan. Jalin kerja sama dengan perusahaan/lintas sektor di masa depan.
Lakukan komunikasi yang baik kepada stakeholder terkait perkembangan dan peran perusahaan termasuk informasi terkini dari Tim Krisis secara tepat waktu. Tentukan satu juru bicara diluar pimpinan perusahaan. Manfaatkan media sosial secara efektif dengan konten terkini, teraktual dan bervariasi.
Sampaikan pesan utama bahwa sektor pariwisata sudah siap menerima kedatangan wisatawan dan bisnis dengan protokol kesehatan sesuai pandemi. Sampaikan pula informasi serupa kepada mitra, biro perjalanan, on-line travel agent, serta saluran pendapatan lainnya.
Gunakan pihak ketiga seperti opinion leader yang tepat dan relevan untuk membantu penyampaian pesan/informasi. Terus lakukan publikasi terkait hal dan berita positif tentang kebangkitan kedatangan wisatawan, kebersihan dan kesehatan, pembangunan kembali, peningkatan infrastruktur, dukungan masyarakat dan pemerintah.
Laporkan dan pantau kemajuan yang terjadi. Publikasikan perubahan dan peningkatan yang dilakukan. Jalin kolaborasi dengan pemerintah di semua tingkatan untuk menyampaikan pesan yang konsisten kepada konsumen. Dorong pemerintah dan penduduk setempat untuk mengunjungi tempat wisata atau tempat-tempat lokal terlebih dahulu.
Jelaskan proses pelaksanaan sanitasi di destinasi tujuan wisata. Promosikan pariwisata keberlanjutan, menghargai alam dan mendidik wisatawan untuk tidak merusak lingkungan fisik dan sosial.
Karakter Produk dan Pelayanan
Adapun karakter dan pelayanan saat pandemi, organisasi harus ON plus LINE di era normal yang baru. Apa saja? Pertama, “O” (on the go). Pastikan produk dan jasa perusahaan/organisasi Anda mudah dibawa, dikirim, diakses. Salah satunya lewat ponsel. Kedua, “N” (neat). Produk Anda harus mencerminkan kualitas tinggi, rapi, bersih, dan dapat dipercaya.
Ketiga, “L” (loud). Pastikan produk kita terdengar beda dan bersuara keras di pasar. Keempat, “I” (internet), tersedia mudah ditemukan dan dibeli baik di maupun melalui internet. Kelima, “N” (novelty). Pastikan selalu ada pembaruan. Terakhir, “E” (enviromental and health). Pastikan produk kita ramah terhadap lingkungan dan sehat bagi yang menggunakan.
Untuk itu, mari kita berpikir kreatif dan mulailah dari sekarang.
- BERITA TERKAIT
- Kebangkitan “Blogger” dan Strategi Komunikasi Media Warga
- Lima Elemen yang Dibutuhkan untuk Membangun “Personal Branding”
- Ragam Strategi agar Pelaku Pariwisata Bertahan Selama dan Setelah Pandemi
- Kiat Mengelola Konflik Personal dan Fungsional Tetap Harmonis