Kebangkitan “Blogger” dan Strategi Komunikasi Media Warga

PRINDONESIA.CO | Kamis, 27/10/2022 | 3.153
Blogger kembali dilirik oleh perusahaan, termasuk PR, sebagai strategi membangun komunikasi kepada publik.
seo-analyse.com

Setidaknya ada empat bagian yang mesti dilakukan oleh public relations (PR) untuk mengimplementasi earned media. Salah satunya dengan memaksimalkan keberadaan blogger.

Oleh: Syukron Ali, ICON PR INDONESIA 2018, PR IndiHome

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Gini Dietrich adalah founder, CEO, dan penulis buku Spin Sucks yang pertama kali menelurkan teori tentang PESO Model yang terdiri dari paid, earned, shared, owned media. Di sini, saya akan mengupas tentang upaya PR memaksimalkan earned, salah satu dari keempat media tadi. Antara lain, melalui media relations, blogger relations, investor relations, dan influencer relations.

Setiap upaya tadi memiliki strategi dan taktik yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau brand. Masing-masing di antaranya juga memiliki cara tersendiri dalam membangun hubungan (engagement) dengan stakeholders.

Tapi, dalam tulisan ini saya tidak akan membahas semua upaya tadi. Sebaliknya, saya hanya fokus pada blogger relations. Atau, membangun relasi dengan para penulis blog yang belakangan mulai kembali dilirik oleh beberapa perusahaan atau brand sebagai bagian dari strategi untuk membangun komunikasi dengan publik. Eksistensi blogger juga semakin kuat dengan hadirnya Hari Blogger Nasional yang diperingati setiap tanggal 27 Oktober, tepat di hari ini.

 

Makin Menggeliat dan Berkualitas

Di Indonesia, perkembangan blogger terus menggeliat dari tahun ke tahun. Perkembangannya itu dipacu dari berbagai macam komunitas blogger dari berbagai bidang. Meksi belum ada data pasti, namun jumlah blogger yang ada di Indonesia, seperti yang dilansir dari Tempo.co tahun 2011, mencapai 5 juta orang.

Dari segi kualitas, karya tulis blogger semakin ke sini semakin spesifik dan menarik. Jika dulu saat berselancar di internet,  kita banyak menemukan konten diary yang lebih banyak menulis tentang urusan personal. Kini, para blogger semakin memperkaya karya tulisannya dengan mengangkat berbagai tema antara lain ulasan (review), tips, rekomendasi, bahkan memberikan solusi dan opini dalam mengatasi sebuah masalah dalam blog pribadi maupun platform media lainnya.

Saat ini, jumlah platform media on-line yang memberi ruang berkarya bagi para blogger juga semakin pesat. Selain Kompasiana, ada beberapa mainstream media lain yang memberikan ruang serupa. Sebut saja, IDN Times, Hipwee, Mojok, Kumparan, hingga Indonesiana by Tempo, VStory by Viva, Retizen by Republika, serta masih banyak lagi. Ruang kanal media warga tersebut sering diserbu para blogger untuk menuangkan ide dan gagasannya. 

Kegiatan yang melibatkan blogger beberapa tahun ini juga terus bermunculan. Contoh, kegiatan lomba blog yang diselenggarakan oleh perusahaan atau brand. Bahkan, lembaga pemerintah dan swasta juga tak mau ketinggalan mengadakan lomba menulis untuk menjaring para blogger.

Singkatnya, blogger yang dulu kabarnya mati suri itu kini telah bangkit kembali, bahkan lebih menggeliat lagi dengan memanfaatkan media sosial untuk memperluas karya tulis mereka di blog pribadi maupun platform media on-line yang mereka miliki.

Tentunya, ini menjadi kabar baik bagi kita semua. Sebab, semakin banyak orang yang suka menulis, masa depan literasi bangsa Indonesia semakin tercerahkan. Hal ini dikarenakan menulis bukan sekadar mengetik kata, menulis adalah proses kreatif yang merangkum berbagai analisis, peristiwa, kendala, serta memberikan solusi dengan sudut pandang yang berbeda dari biasanya.

Selamat Hari Blogger Nasional 2022!