Sudah banyak profesi yang tergerus oleh kemajuan teknologi, terlebih di masa pandemi. Salah satunya, bisa jadi adalah PR.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kemunculan sosok-sosok berpengaruh di media sosial membuka peluang sekaligus tantangan bagi praktisi PR. Kehadiran influencer, key opinion leader, social justice warrior, buzzer, selebgram, selebtweet, dan lainnya telah mampu menghimpun massa. Sosok-sosok ini juga mampu menyampaikan pesan tertentu untuk menggerakkan publik secara masif di media sosial, bahkan di dunia nyata.
Inilah sekelumit isu yang diangkat di buku karya terbaru milik Ketua Umum BPP PERHUMAS Agung Laksamana berjudul Adapt or Die. Buku yang dirilis di pengujung tahun 2020 tersebut menunjukkan realita lanskap dunia PR yang telah berubah.
Melalui buku ini, penulis yang telah mengenyam pengalaman lebih dari 20 tahun di dunia humas itu memanggil seluruh pelaku PR tentang urgensi melakukan adaptasi. Terutama, jika tidak ingin profesi ini lenyap ditelan perubahan dan tuntutan zaman.
Agung menuangkan pemikirannya di bukunya yang keempat tersebut dengan cara bertutur atau storytelling. Membuka bab pertama bertajuk “A Whole New World!”, ia mengutip judul lagu dari animasi Aladdin. “Lirik ini relevan di tahun 2020 ini karena kita telah berada di sebuah dunia yang baru,” ujar Corporate Affairs Director APRIL Group ini.
Sementara sebagai penutup bab, Agung melontarkan pertanyaan fundamental tentang apa yang tidak akan berubah dalam dunia PR dalam sepuluh tahun ke depan. Di sinilah argumentasi Agung bahwa membangun hubungan dan kepercayaan adalah kunci sukses dan fundamental dari PR.
Buku ini mendapat apresiasi, salah satunya dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Menurut Menteri Sandi, buku ini menghadirkan perspektif dan tren yang perlu diperhatikan praktisi PR. Sementara Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sependapat bahwa buku ini relevan dengan tren dan kompleksitas dunia komunikasi saat ini.
Bagi Sihol Aritonang, Chairman of Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), buku ini menghadirkan realita baru tentang dunia PR. Sekaligus, mengajak praktisi untuk merangkul kompleksitas agar PR dapat terus memberikan nilai. (rvh)
- BERITA TERKAIT
- Tiga Institusi asal Indonesia Jadi Pemenang di Ajang AMEC Awards 2024
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab