Komunikasi Vaksinasi COVID-19 di Mata AIDA

PRINDONESIA.CO | Sabtu, 19/06/2021 | 1.560
Kotler dan Keller menjelaskan, teori AIDA merupakan suatu pesan yang harus mendapatkan perhatian, menjadi ketertarikan, menjadi minat, dan mengambil tindakan.
Dok.Istimewa

Sejak  Januari 2021 hingga Maret 2022, pemerintah telah memulai program vaksinasi massal guna meredam pandemi COVID-19, dengan target  sebanyak 181,5 juta orang. Program ini tidak sepenuhnya berjalan mulus. Masih ada hoaks berseliweran, kontroversi, bahkan penolakan. Untuk itu, meski sudah berjalan, pemerintah perlu terus untuk mengedukasi masyarakat.

Oleh: Ripsidasiona, Pranata Humas Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Edukasi seputar vaksin sangat dibutuhkan, terutama dalam hal mengubah perilaku masyarakat. Dari perilaku yang menolak, menjadi perilaku menerima, mendukung vaksinasi. Agar tujuan ini tercapai, rasanya kita perlu lebih dulu memahami empat tahapan proses perubahan perilaku, yaitu attention, interest, desire, dan action atau yang kita kenal dengan AIDA.

Kotler dan Keller menjelaskan, teori AIDA merupakan suatu pesan yang harus mendapatkan perhatian, menjadi ketertarikan, menjadi minat, dan mengambil tindakan. Teori ini menyampaikan kualitas dari pesan yang baik.

Attention (perhatian) merupakan proses yang diawali dengan tahap menaruh perhatian terhadap suatu produk. Selanjutnya apabila terkesan, maka akan melangkah ke tahapan ketertarikan terhadap produk tersebut. Attention bisa dikaitkan dengan daya tarik dari vaksin itu sendiri. Menunjukkan manfaat vaksin dapat membuat masyarakat menjadi lebih tertarik untuk melakukan vaksinasi. Pesan yang disampaikan dapat dipercaya dan menunjukkan keunggulan dibandingkan jika masyarakat tidak melakukan vaksinasi.