Catatan Juri ICON PR INDONESIA 2022: Keberagaman Industri PR

PRINDONESIA.CO | Rabu, 02/11/2022
Penjurian ICON PR 2022 telah usai, peserta dengan semangat mepresentasikan karya terbaik mereka
Dok. PR INDONESIA

Penjurian ICON PR INDONESIA 2022 rampung, Selasa (25/10/2022). Kompetisi yang merupakan bagian dari rangkaian acara Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #8 ini menghadirkan 15 praktisi PR muda. Berikut catatan dari para dewan juri.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kompetisi ICON PR INDONESIA 2022 menghadirkan 15 peserta praktisi public relations (PR) muda. Mereka melakukan presentasi di hadapan para juri secara daring, Selasa (25/10/2022). Para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang korporasi/instansi/lembaga, ternyata membawa keistimewaan tersendiri bagi para dewan juri.  

Apalagi, menurut Ratna Kartika, Managing Editor PR INDONESIA, ICON PR INDONESIA merupakan wujud dari komitmen PR INDONESIA untuk melestarikan generasi penerus PR. Melalui kompetisi ini, PR INDONESIA secara rutin memilih dan mengapresiasi para praktisi PR muda yang kompeten, inspiratif, serta dapat memotivasi PR muda dan calon praktisi PR lainnya.

Dalam rangka mencari role model tersebut, Bima Marzuki, juri sekaligus CEO dan founder Media Buffet menilai para peserta yang datang dari beragam latar belakang industri menjadi hal penting untuk ICON PR INDONESIA ke depan. Menurutnya, keterwakilan setiap bidang dapat menjadikan kompetisi ini sebagai kegiatan yang inklusif, serta membuka wawasan lebih terkait strategi komunikasi yang beragam.

Tak hanya itu, Bima berpendapat keberagaman peserta tahun ini membuka perspektif baru mengenai tantangan yang dihadapi oleh masing-masing industri. Serta, cara-cara baru yang dilakukan oleh peserta dalam menemukan solusi dan strategi untuk setiap masalah yang dihadapi.

Sebab, sejatinya tugas dari praktisi PR tidak hanya sebagai jembatan komunikasi antara organisasi dengan audiens. Lebih dari itu, PR berperan untuk menyelesaikan permasalahan komunikasi baik di kalangan internal maupun eksternal yang terjadi di dalam organisasinya. “Di tengah era digital yang semakin dinamis, praktisi PR juga dituntut untuk cekatan dan tanggap dalam melihat dan menganalisis isu yang akan datang,” katanya.

 

Membuka Diri

Hal senada disampaikan oleh Yunita Ferdianti, Kepala Bidang Diseminasi Informasi & Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Tangerang. Menurutnya,  praktisi PR muda perlu membuka diri dan mempelajari berbagai macam bidang keilmuan. Hal ini dikarenakan, perkembangan zaman yang kian dinamis menuntut PR untuk selalu berhubungan dan berkolaborasi dengan berbagai macam bidang, keilmuan, dan lintas profesi.

Secara keseluruhan, Rizka Septiana, juri yang juga merupakan dosen dan Deputy Head of Media Relations LSPR Communications & Business Institute, mengaku puas dengan kualitas para peserta ICON PR INDONESIA tahun ini. “Inovasi serta pencapaian yang dipresentasikan oleh para peserta memperlihatkan bahwa perkembangan dunia PR itu nyata adanya,” katanya. (zil)