Revolusi PR di Mata IndiHome

PRINDONESIA.CO | Selasa, 08/11/2022 | 1.107
Afiffudin, AVP Marketing Communication Direktorat Consumer Service Telkom, saat mengisi sesi konferensi JAMPIRO #8 di Surabaya
Dok. PR INDONESIA

 Dunia yang selalu berkembang menuntut praktisi public relations (PR) untuk dapat terus mengikuti zaman. Menurut Afiffudin, AVP Marketing Communication Direktorat Consumer Service Telkom, perubahan itu harus ditanggapi sebagai peluang bukan hambatan.

SURABAYA, PRINDONESIA.CO – Perkembangan teknologi serta penggunaan media sosial yang masif berdampak pada tatanan sosial masyarakat dan strategi komunikasi yang dilakukan oleh public relations (PR). Hal itu pula yang dirasakan oleh Afiffudin, AVP Marketing Communication Direktorat Consumer Service Telkom, saat mengisi sesi konferensi JAMPIRO #8 di Surabaya, Selasa (8/11/2022).

Ya,  praktisi PR di era digital mengalami banyak perubahan, mulai dari fungsi, peran, dan medium yang digunakan. Kepada peserta JAMPIRO #8, ia mengurai berbagai jenis perubahan itu. Apa saja? 

1. Lebih Interaktif

Media sosial memberikan wadah bagi masyarakat untuk bersuara dan berdiskusi. Praktisi PR harus dapat memanfaatkan fenomena tersebut dengan melakukan komunikasi dua arah kepada audiens. Tujuannya, agar organisasi dapat lebih dekat dengan audiens dan membangun kepercayaan yang lebih baik.

2. Penggunaan Media Sosial

Saat ini PR memiliki berbagai macam kanal untuk menyebarkan informasi dan pesan organisasi. Salah satunya, melalui media sosial. Penyampaian pesan di media sosial dapat dilakukan dengan optimalisasi konten, serta kerja sama dengan key opinion leader (KOL).

3. Proaktif

Tidak hanya reaktif, PR juga dituntut untuk memiliki sikap proaktif. Afiffudin mengambil contoh insiden Halloween di Itaewon, Korea Selatan. Tak lama setelah peristiwa itu, aparat keamanan setempat langsung meminta maaf terhadap insiden yang telah terjadi. Menurutnya, penting bagi PR untuk mengakui kesalahan dan meyakinkan publik bahwa hal yang sama tidak akan terulang kembali.

4. Omnichannel

Omnichannel adalah menggabungkan semua saluran komunikasi menjadi terintegrasi. Mulai dari teks, obrolan, panggilan, tatap muka, email, aplikasi seluler, media sosial, dan lainnya ke dalam satu kanal. Kombinasi dari semua saluran ganda ini meningkatkan interaksi audiens dengan memberikan pengalaman komunikasi yang lebih baik.

5. Real-time

Praktisi PR di era digital dituntut untuk cepat dan tanggap dalam merespons isu. Dengan bantuan teknologi yang mampu memberikan data real-time, tuntutan agar cepat dan tanggap dalam menangani isu dan sentimen terhadap organisasi, tidak lagi terasa sulit. PR pun dapat menentukan sikap dengan cepat dan tepat.

6. Melindungi

Selain untuk menjaga reputasi, PR berperan untuk melindungi organisasi dari serangan krisis baik internal maupun eksternal. PR juga berperan untuk melindungi identitas karyawan, korban, dan pihak lainnya yang terdampak oleh krisis.

Menurut Afiffudin, PR merupakan profesi yang bergerak dinamis dan dituntut untuk selalu adaptif. Oleh karenanya, untuk membuat strategi komunikasi yang baik di tengah banyaknya tuntutan, PR perlu memastikan adanya relevansi isu dan mengikuti tren dengan melibatkan masyarakat. (zil)