Ada digital marketing, ada juga digital public relations (PR). Memasuki zaman yang setiap frasa kerap diberi embel-embel digital, pernahkah terlintas di benak kita sejak kapan dan apa makna dari digital PR? Yang pasti, bukan sekadar mengubah aktivitas PR dari offline menjadi online.
Oleh: Bima Marzuki, Founder and CEO Media Buffet PR
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sebaliknya, digital PR merupakan proses yang kompleks, membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, serta melibatkan banyak hal yang harus dikelola secara bersamaan. Mulai dari website, konten, search engine optimization (SEO), backlink, UI/UX, dan masih banyak lagi.
Lantas dari mana sejarah awalnya terbentuk digital PR? Semua berawal dari link building. Seperti sumber keilmuan pada umumnya, digital PR mulai terdengar dari sisi Barat bumi, lebih tepatnya Amerika Serikat (AS). Bisa dibilang, istilah digital PR muncul sejak tahun 2012, saat Google merilis Google Penguin Update 2012.
Carrie Rose, CEORise at Seven, bercerita panjang lebar mengenai hal ini. Ketika itu, para pelaku bisnis dan marketers di Negeri Paman Sam itu mulai menyadari betapa pentingnya digital presence bagi brand. Mereka juga mengetahui bahwa saat itu link building adalah cara tercepat untuk membuat brand menempati peringkat puncak di Google secara organik.
- BERITA TERKAIT
- Kunci Utama Memimpin Tim Tetap Solid di Tengah Krisis Komunikasi
- Demokrasi di Meja Makan
- Peran Pengelolaan “Stakeholder” Mendukung Penerapan ESG dan Keberlanjutan
- Pentingnya Juru Bicara dalam Membangun Kredibilitas IKN
- Begini Rahasia Sukses Konferensi Pers