Ada banyak permasalahan yang dihadapi oleh praktisi public relations (PR) pada saat melakukan stategi komunikasi agar tepat sasaran dan mampu memberikan dampak nyata bagi tujuan organisasi.
Oleh: Fardila Astari, IAPR Direktur Rajawali Global Education, Certified AMEC Measurement
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hal inilah yang coba diurai oleh Association of Measurement and Evalution of Communication (AMEC). Jika pada artikel sebelumnya isu yang diangkat adalah soal praktisi PR yang kerap abai melakukan riset. Maka, pada edisi kali ini, saya akan mengupas beberapa isu berikutnya. Antara lain:
Strategi Komunikasi Tanpa Tujuan dan Pesan yang Jelas
Paul Noble, pengarang dari buku Evaluating Public Relations, mengatakan, the fulcrum of evaluation is objective setting. Artinya, tumpuan dari evaluasi adalah tujuan komunikasi. Berbasis pada BP3.0 prinsip pertama yang menyebutkan bahwa tujuan komunikasi harus ditemukan dari hasil riset dengan menyebutkan arah perubahan yang diinginkan. Khususnya, yang berbasis outcomes (kualitatif) dengan target perubahan secara angka (kuantitatif).
Tujuan komunikasi yang jelas akan menciptakan pesan, aktivitas komunikasi berbasis paid earned, shared, owned media (PESO) yang strategis, inovatif dan kreatif. Tentu, dengan menyesuaikan situasi anggaran dan sumber daya manusia yang rasional.
- BERITA TERKAIT
- Kunci Utama Memimpin Tim Tetap Solid di Tengah Krisis Komunikasi
- Demokrasi di Meja Makan
- Peran Pengelolaan “Stakeholder” Mendukung Penerapan ESG dan Keberlanjutan
- Pentingnya Juru Bicara dalam Membangun Kredibilitas IKN
- Begini Rahasia Sukses Konferensi Pers