Kenali Pengelompokan “Stakeholder”

PRINDONESIA.CO | Jumat, 14/04/2023 | 1.772
Stakeholder adalah kelompok yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi
www.freepik.com

Adanya perbedaan peran, kepentingan, aspirasi, dan faktor lainnya, cenderung membuat stakeholder menjadi tidak terorganisasi. 

Oleh: Herry Ginanjar, CEO dan pendiri etKomunika, pakar stakeholder management dan ESG.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Akhirnya, tidak ada satu orang atau kelompok yang benar-benar dapat dikatakan mewakili mereka. Kondisi ini mendorong beberapa sumber untuk memasukkan mereka ke dalam kelompok stakeholder berdasarkan karakteristik masing-masing.

Dikutip dari Corporate Finance Institute (2022), contoh pengelompokan stakeholder di dalam dunia bisnis adalah dengan cara memasukkan unsur pegawai, pelanggan, pemegang saham, supplier, masyarakat, dan pemerintah sebagai tipe dari stakeholder. Pengelompokan tersebut dibuat berdasarkan kepentingan masing-masing kelompok. Dan, dilakukan karena perusahaan sering kali menghadapi trade-off dalam upaya menyenangkan semua pihak.

Teori mengenai pengelompokan stakeholder ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1984. Ketika itu, Edward Freeman mengangkat isu ini di dalam bukunya yang berjudul Strategic Management: A Stakeholder Approach. Freeman mengelompokkan stakeholder berdasarkan prioritas. Adapun stakeholder utama yang dimaksud olehnya adalah kelompok yang secara langsung berdampak kepada perusahaan. Sebut saja, pegawai, pemodal, supplier, pelanggan, dan masyarakat. Sementara kelompok yang termasuk stakeholder sekunder merupakan kalangan yang secara tidak langsung berdampak kepada perusahaan. Antara lain, media, pemerintah, pesaing, asosiasi pelanggan, dan asosiasi atau grup yang mempunyai kepentingan khusus