Dorong Komunikasi Inklusif, Pertamina Patra Niaga IT Bitung Gaet Komunitas Tuli

PRINDONESIA.CO | Selasa, 02/09/2025
Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Integrated Terminal (IT) Bitung bersama Komunitas Tuli Peduli Bitung (Kaleb) gelar KALEB GOES TO SCHOOL.
doc/istimewa

Program ini diharapkan dapat memantik perubahan besar dalam mendorong komunikasi  yang lebih inklusif dan penuh empati antar sesama.

BITUNG, PRINDONESIA.CO – Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Integrated Terminal (IT) Bitung, menggelar kegiatan edukatif bertajuk KALEB GOES TO SCHOOL: Kenal Isyarat, Dunia Lebih Dekat, hasil kolaborasi bersama Komunitas Tuli Peduli Bitung (Kaleb).

Manager Pertamina Patra Niaga IT Bitung Muhammad Dody Iswanto menjelaskan, program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan untuk mendorong inklusivitas di tengah masyarakat. “Keberagaman bukan penghalang, melainkan kekayaan yang harus kita rayakan bersama,” ujar Dody dilansir dari Wartaekonomi, Minggu (31/8/2025).

Melalui program edukasi ini, lanjut Dody, perusahaan ingin menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat sebagai upaya menciptakan komunikasi yang inklusif bagi seluruh masyarakat, khususnya para siswa. Sebab, katanya, setiap anak memiliki hak yang sama untuk didengar dan dimengerti.

Keterbukaan dan Kesetaraan

Penelitian bertajuk Komunikasi Inklusif: Strategi Memperkuat Sinergi Antara Pemerintah, NGO dan Warga (2024) karya Allyvia menjelaskan, komunikasi inklusif bukan hanya tentang memastikan akses informasi bagi semua pihak, tetapi juga membuka ruang partisipasi yang setara bagi setiap kelompok, tanpa memandang latar belakang sosial, budaya atau kemampuan.

Dalam konteks komunikasi inklusif, prinsip utamanya adalah keterbukaan dan kesetaraan. Keterbukaan berarti memberi ruang bagi setiap suara untuk didengar tanpa diskriminasi, sementara, kesetaraan berarti memastikan bahwa tidak ada kelompok yang merasa lebih unggul atau terpinggirkan.

Dengan pendekatan tersebut, komunikasi inklusif menjadi media penting untuk membangun kepercayaan, meningkatkan kolaborasi, serta menciptakan lingkungan yang menghormati keberagaman demi mendorong pembangunan berkelanjutan. “Ketika masyarakat merasa dihargai dan dilibatkan, maka mereka akan lebih termotivasi untuk berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program,” tulisnya. (EDA)