Di tahun yang rawan perubahan dan ketidakpastian ini, agensi PR berperan membantu perusahaan untuk melakukan navigasi dan membuat berbagai skenario untuk mendukung target bisnis.
JAKARTA, PRINDONESIA - Dalam situasi politik yang dinamis menjelang pemilu, peran agensi atau konsultan komunikasi public relations (PR) terasa makin krusial dalam membantu perusahaan klien mencapai target bisnisnya. Hal ini dikarenakan, ekspektasi terhadap layanan yang diberikan oleh klien kepada mereka juga makin tinggi.
Pernyataan ini dibenarkan oleh Jojo S. Nugroho, Ketua Umum APPRI selama dua periode, 2017 - 2020 dan 2020 - 2023. Ia menilai agensi PR di masa pemilu berada di garis terdepan dalam industri PR. Hal ini dikarenakan, klien atau korporasi menganggap konsultan PR serba tahu. Mereka dituntut untuk mampu memahami lanskap politik, tren media yang berkembang, hingga perkembangan teknologi informasi terbaru. “Mereka berharap kami selalu update terhadap semua hal,” ujar peraih gelar Master Komunikasi dan Penyiaran Islam dari Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menurut Marianne Admardatine, CEO Hill and Knowlton & BCW Indonesia, kepada PR INDONESIA, Rabu (17/1/2024), agensi PR di masa seperti ini berperan sebagai penasihat strategi komunikasi. Agensi PR membantu perusahaan untuk menavigasi kompleksitas komunikasi di tahun politik, menyusun strategi komunikasi yang tepat, sesuai dengan kondisi dan target perusahaan.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi