Menengok Kiat PR Agar Tetap Relevan di Era Digital

PRINDONESIA.CO | Selasa, 23/04/2024 | 1.178
Kombinasi skillset yang harus dimiliki praktisi public relations (PR) di era digital.
Dendy/PR INDONESIA

Perkembangan digital yang dinamis harus direspons praktisi public relations (PR) lewat peningkatan kemampuan agar perannya tetap relevan dengan tuntutan industri.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Setiap profesi membutuhkan keahlian atau kemampuan khusus yang harus dikuasai oleh praktisinya. Tak terkecuali dalam dunia public relations (PR). Menurut Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia Dony Indrawan, praktisi PR hari ini bahkan harus memperkuat pengetahuan dan keterampilan dasarnya.

Bagi Dony, keterampilan dasar PR seperti penguasaan beragam produk dan saluran komunikasi, pengukuran efektivitas komunikasi, hingga pembuatan rencana atau program komunikasi, harus diperkuat guna mempertahankan posisi. “Tanpa menguasasi kompetensi dasar ini, peran PR dapat dengan mudah digantikan oleh pihak lain yang nonPR,” ujar Dony kepada PR INDONESIA melalui keterangan tertulis, Kamis (3/4/2024).

Dony yang merupakan salah satu pemenang kategori Best Presenter dalam ajang PR INDONESIA Awards (PRIA) 2024 menegaskan, praktisi PR kiwari juga harus memiliki pengetahuan dan memperluas wawasan tentang industri atau bidang usaha yang digeluti organisasinya.

Menurutnya, dengan penguasaan industri praktisi PR dapat memberikan saran dan rekomendasi yang tepat ketika membangun rencana stategi komunikasi organisasi. Melengkapi semua itu, alumnus Universitas Padjadjaran (Unpad) ini juga mengimbau praktisi PR untuk meningkatkan kemampuan public speaking yang penting dalam penyampaian pesan.

Kombinasi Skillset

Senada dengan Dony, Head of Corporate Communications Great Giant Food (GGF) Indra Ardiyanto dalam keterangan tertulis kepada PR INDONESIA, Jumat (4/4/2024), mengatakan, praktisi PR hari ini juga harus menguasai kemampuan gabungan antara hard skills dan soft skills.

Menurut Indra, untuk menghadapi kompleksitas dunia digital saat ini PR harus memenuhi tuntutan industri terhadap sejumlah hard skills seperti penguasaan teknologi, dibarengi dengan penguasaan terhadap soft skills seperti kemampuan beradaptasi. “Hal ini memungkinkan praktisi PR menyesuaikan strategi komunikasi mereka dengan lingkungan yang berubah cepat, seperti perubahan tren media atau krisis mendadak,” jelasnya.

Selanjutnya, Indra menilai, praktisi PR juga harus meningkatkan kemampuan dalam membangun hubungan interpersonal dan mempertahankan kepercayaan. Dengan kombinasi tersebut, peraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Unpad ini optimistis praktisi PR dapat menghadapi segala bentuk tantangan dalam perjalanan mencapi tujuan komunikasi organisasi. (dlw)