Perkenalan dengan Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) Mastuki berawal ketika instansinya mengadakan kerja sama inhouse training dengan PR INDONESIA, Februari tahun lalu.
Mastuki - Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Ketika itu, ia baru dua bulan menjabat sebagai kabiro humas setelah sebelumnya ditempatkan di Bagian Kelembagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Kemenag.
Meski baru seumur jagung, bahasa tubuhnya tak sedikit pun menunjukkan perasaan canggung. Pagi itu, Mastuki yang didaulat untuk memberikan sambutan justru tampak layaknya peserta yang akan mengikuti pelatihan.
Antusiasme serupa kembali kami tangkap ketika ia menjadi peserta yang penuh semangat di salah satu pelatihan yang diadakan PR INDONESIA awal tahun ini. “Dunia humas adalah dunia baru yang harus cepat saya kuasai. Karena itu saya akan belajar banyak kepada siapa pun,” katanya menjelaskan semangat yang ia miliki ketika itu.
Dengan adanya perubahan nomenklatur dari Pusat Informasi Humas menjadi Biro Humas di tubuh Kemenag peran PR menjadi strategis. Karena Kemenag merupakan salah satu kementerian yang sentralistik, memiliki banyak unit kerja dan satuan kerja, serta audiens dan stakeholder yang beragam. Ada enam agama formal yang menjadi bagian dari layanan Kemenag.
Mereka juga memiliki mitra yang variatif seperti legislatif, tokoh agama, serta mitra yang terkait dengan pengembangan produk halal dan haji. “Semua program itu harus kita komunikasikan untuk menciptakan kerukunan antarumat beragama dan pemahaman publik yang didukung sistem informasi dan data yang valid,” ujarnya.
Untuk itu, Mastuki mendukung timnya mengikuti berbagai pelatihan komunikasi. Upaya ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme fungsi-fungsi kehumasan. “Mereka makin fasih mengelola komunikasi, mempraktikkan ilmu jurnalistik, hingga membangun isu,” katanya. Harapannya, hal ini mampu mendobrak tembok psikologis yang menghalangi daya kreativitas dan inovasi. Menurut Mastuki, problematika birokrasi kerap membuat mereka yang bekerja di dalamnya terjebak pada rutinitas. “Akhirnya, bukannya kaya pengalaman malah jadi kelamaan,” ujarnya seraya mengajak timnya untuk meninggalkan business as usual.
Sungguh-sungguh
Nonton film dan menghabiskan waktu di toko buku menjadi agenda wajib tiap kali ia bercengkrama bersama keluarga. Di tengah kebersamaan itulah, pria yang hobi membaca buku dan jogging tersebut berkesempatan membuka perbincangan santai mulai dari membangun motivasi sembari mengenali harapan, sampai kegundahan yang sedang dialami kedua buah hati mereka.
“Yang pasti saya tidak pernah bosan menanamkan pentingnya kejujuran dan mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh. Dua pesan yang saya dapat dari orang tua dan sekarang saya transfer ke mereka dengan bahasa kekinian istilah agamanya lillah dan billah, yakni menyerahkan dan menggantungkan pada kebaikan Allah. Dua hal itu yang mendorong kita bekerja produktif dan berorientasi pada hasil,” tutupnya. rtn
- BERITA TERKAIT
- Anita Lestari, Pemenang KaHI 2024: Menyatu dengan PR
- Amalia Meutia, Pemenang KaHI 2024: Mengubah Ketidaktahuan menjadi Pengetahuan
- Agdya P.P. Yogandari, Pemenang KaHI 2024: Tidak Sekadar Kerja
- Asri Fitri Louisiana, Pemenang KaHI 2024: Menjalin Relasi, Merawat Bumi
- Dony Indrawan, Best Presenter PRIA 2024: Berani Tampil