KNH ke-19 Resmi Dibuka

PRINDONESIA.CO | Senin, 10/12/2018 | 1.412
Kemajuan teknologi informasi digital harus diimbangi moral dan etika yang tinggi.
Dok. PR INDONESIA

Pagi hari ini 300 praktisi humas berkumpul di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (10/12/2018). Selama dua hari berturut-turut mereka akan mengikuti agenda Konvensi Humas Nasional (KNH) 2018 guna mengikuti perkembangan bisnis dan industri 4.0.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Acara rutin yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Humas Indonesia (PERHUMAS) ini dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. Orang nomor satu di Indonesia itu memberikan pengarahan kepada ratusan humas dari Istana Merdeka, Jakarta, melalui live streaming. Menurut Presiden, kemajuan teknologi informasi digital harus diimbangi moral dan etika yang tinggi dari penggunanya. Humas adalah salah satu aspek yang dapat memberi contoh dan berkontribusi besar membantu meliterasi masyarakat cara menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi yang baik dan benar.  

Untuk itu, Presiden mengapresiasi PERHUMAS yang selama lebih dari dua tahun belakangan ini konsisten menggaungkan semangat #IndonesiaBicaraBaik. Menurutnya, gerakan sosial ini sejalan dengan cita-citanya membawa bangsa ini hijrah dari bangsa yang tadinya diliputi pesimisme menjadi semangat optimisme, hoaks ke fakta, penuh amarah menjadi sabar, ketertinggalan menuju kemajuan.  “Semangat ini bukan berarti kita menutupi fakta bahwa masih banyak yang kurang, tapi masih banyak yang diperbaiki. Bukan pembodohan, tapi bukan juga narasi yang pesimis dan menakut-nakuti,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden juga menyinggung tentang perkembangan teknologi informasi. Sebut saja, artificial intelligence (AI), big data, analisis media monitoring. Perkembangan ini telah membuat kinerja humas berevolusi. Teknologi atau mesin ini bisa memberikan saran apa yang perlu dimitigasi, diberitakan dan ditindaklanjuti oleh PR secara real-time. Namun yang memutuskan arah kerja mesin tetap manusia, yang menentukan narasi kehumasan tetaplah manusia. “Pada akhirnya, kita jugalah yang harus menjaga kehumasan 4.0. Kitalah yang akan terus menjunjung tinggi keadaban, kearifan, kreativitas, dan tanggung jawab sosial kita,” ujarnya seraya berpesan agar humas terus menyampaikan narasi yang mencerdaskan bangsa, menginspirasi, mengedepankan berkolabolasi, sehingga reputasi Indonesia di mata rakyat dan dunia semakin terhormat dan bermartabat.

Pernyataan Presiden diamini oleh Ketua BPP Perhumas Agung Laksmana. Menurutnya, kompetensi yang diperlukan oleh humas di era 4.0 tidak hanya kemampuan beradaptasi, memiliki wawasan global, kreatif, melek digital, kemampuan agenda setting, dan mengedepankan kolaborasi. Lebih dari itu, memiliki kemampuan personal engagement.

Konvensi ini dilanjutkan dengan gelar wicara yang menghadirkan sekitar 16 pembicara dan beragam tema. Antara lain, Transformasi Humas Pemerintah, Personal Branding dan Reputasi di Era 4.0, Media Landscape di Era Digital, dan Peran Humas 4.0 Menarik Segmen Millennial. (rtn/ais)