Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah membawa dampak signifikan terhadap berbagai industri. Kemampuannya bekerja layaknya manusia membuat teknologi ini mudah ditemui dan digunakan di hampir setiap aspek kehidupan, termasuk PR.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Keberadaan teknologi kecerdasan buatan telah memberikan banyak kemudahan yang membuat pekerjaan para praktisi PR makin efektif dan efisien. Termasuk semenjak lahirnya Generative Pre-training Transformer (ChatGPT), sistem kecerdasan buatan berupa chatbot yang berfungsi menjawab berbagai pertanyaan melalui kolom chat.
Berdasarkan laporan dari Chartered Institute of Public Relations (CIPR) pada 2021 berjudul AI and Big Data Readiness Report - Assessing the Public Relations Profession’s Preparedness for an AI Future, diketahui sekitar 30% responden yang merupakan praktisi PR sudah akrab dengan teknologi AI. Tercatat 80% responden juga mengetahui aktivitas media monitoring sudah bisa dilakukan dengan menggunakan AI.
Namun, hanya 13,9% responden PR yang merasa nyaman menggunakan teknologi kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI). Sementara 43,2% lainnya tidak memiliki kepercayaan menggunakan AI, tapi mereka mau belajar.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi