Sutopo, Kapusdatin Humas BNPB, Raih Anugerah PERHUMAS

PRINDONESIA.CO | Selasa, 11/12/2018 | 1.208
"Humas Indonesia, bekerjalah dengan hati," kata Sutopo usai menerima Anugerah PERHUMAS.
Dok. PR INDONESIA

Konvensi Humas Nasional (KNH) 2018 menjadi acara yang istimewa bagi Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB. Hari itu, di Jakarta, Senin (10/12/2018), ia menerima Anugerah PERHUMAS untuk kategori  Humas Pemerintah.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Hari itu juga terasa istimewa bagi ketiga sosok lainnya. Mereka adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Deddy Mulyana (penerima Anugerah PERHUMAS kategori Edukator Humas), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (penerima Anugerah PERHUMAS kategori Tokoh Pemerintah) dan Dewan Kehormatan BPP PERHUMAS Miranty Abidin (penerima Anugerah PERHUMAS kategori Lifetime Achievement).

Tanpa bermaksud mengenyampingkan penerima Anugerah PERHUMAS yang lain, apresiasi untuk Sutopo ini memang terasa spesial. Pria yang mengawali kariernya di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2010 ini memang belakangan kerap menjadi perbincangan. Di tengah banyaknya musibah bencana alam yang belakangan mengguncang negeri ini, ia selalu yang terdepan dalam memberikan informasi kepada publik terkait penanggulangan bencana yang sudah dilakukan BNPB. Hal ini bertujuan guna meminimalisasi kesimpangsiuran informasi, kepanikan, keresahan, hoaks, hingga fake news yang marak beredar pascabencana.

Di sisi lain, ayah empat anak ini juga tengah berjuang melawan penyakitnya sendiri. Ya, sejak Januari 2018, pria berusia 49 tahun ini divonis mengidap kanker paru-paru stadium IV. Namun, dedikasi dan komitmennya sebagai garda terdepan pemberi informasi telah membuat siapapun yang melihatnya berdecak kagum.

Di hadapan pewarta yang sedari tadi sudah menantinya turun panggung, ia berkata, "Humas Indonesia, bekerjalah dengan hati. Kita harus melayani publik. Selama masyarakat masih mengeluh informasi lambat dan salah, itu artinya kita harus terus meningkatkan kerja kita," kata pria yang tubuhnya tampak tirus, namun semangatnya telah mengalahkan segalanya itu.

Sutopo yang sebelumnya dikenal sebagai peneliti BPPT ini melanjutkan, "Saya tidak memiliki latar belakang pendidikan kehumasan, tapi ketika saya ditempatkan di sana, saya betul-betul belajar, membangun passion, mencintai pekerjaan," ujar alumni UGM dan IPB ini seraya berpesan kepada para humas agar jangan besar karena jabatan, tapi besarkanlah jabatan kita dimanapun kita ditempatkan.

Masih di tempat yang sama, Miranty Abidin berterima kasih atas apresiasi yang diberikan PERHUMAS. Salah satu PR INDONESIA Guru ini tak lupa mengajak seluruh insan PR agar tidak berhenti berkarya memajukan industri PR di Indonesia. Terlebih profesi ini masih berkutat pada pusaran isu yang sama: mendudukkan PR di dalam fungsi strategis. “Nah, cita-cita inilah yang belum tercapai. Padahal pada hakekatnya peran PR sangat penting bagi organisasi,” ujarnya. Untuk menggapai upaya itu, ia pun mengimbau agar setiap insan PR memiliki standar kompetensi yang diakui tidak hanya di tanah air tapi juga dunia internasional.

Adapun kriteria penilaian Anugerah PERHUMAS, menurut Ketua BPP PERHUMAS Agung Laksamana, dilihat dari data analisis media berikut kontennya terhadap aktivitas yang sudah dilakukan para calon kandidat. Sementara keputusan akhir ada di tangan para Dewan Kehormatan PERHUMAS. (rtn)