Sebagai manajemen isu strategis, kampanye 3M merupakan strategi respons dinamis. Strategi ini bertujuan untuk mengantisipasi dan membantu proses pengambilan keputusan agar sesuai dengan kepentingan publik.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Begitulah pernyataan dosen LSPR Communication and Business Institute Nico Wattimena melalui jawaban secara tertulis kepada PR INDONESIA, Senin (7/9/2020). Melihat jumlah kasus yang terus bertambah menunjukkan kesadaran masyarakat saat ini masih sangat kurang. Terbukti dari sikap masyarakat yang cenderung masa bodoh dan tidak percaya bahwa pandemi Covid-19 itu nyata. “Hal inilah yang harus menjadi concern Tim Komunikasi Satgas Penanganan Covid-19,” ujarnya.
Apabila mengacu pada awareness, acceptance, action atau 3A, Nico menarik kesan, masyarakat saat ini belum sepenuhnya aware (sadar) dan accept (menerima) terhadap perubahan. Kondisi ini akan menjadi masalah dalam pelaksanaannya (action). Prosesnya, dalam hal ini kampanye yang mendorong perubahan perilaku, sudah barang tentu bakal membutuhkan waktu.
“Bahaya pandemi memang menuntut kita untuk melakukan perubahan secara cepat. Di sisi lain, kampanye ini membutuhkan proses, perlu dikomunikasikan secara konsisten dan tidak bisa disampaikan dalam waktu singkat,” imbuhnya.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi