Tantangan "Public Affairs": Perlu Pendekatan Terintegrasi

PRINDONESIA.CO | Selasa, 05/01/2021 | 1.648
Ke depan setiap kegiatan dan strategi yang dilakukan oleh PA tak bisa terlepas dari kegiatan kampanye media sosial. Sebab, untuk meraih dukungan publik tidak lagi cukup hanya dilakukan secara off-line.
Dok. Pribadi

Keberadaan public affairs terasa kian fundamental dalam beberapa tahun belakangan. Fungsinya tidak hanya mengelola government relations, tapi mencakup semua stakeholder dan segala aspek yang dapat memengaruhi opini publik.

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Aspek yang dimaksud meliputi regulasi, sosial, budaya, hingga ekonomi. Menurut Maria Tobing, Director of Corporate and Public Affairs Edelman Indonesia, public affairs (PA) memang tergolong baru di Indonesia. Tetapi, cukup cepat beradaptasi terutama dengan perkembangan teknologi, regulasi, dan dinamika politik di negeri ini.

Tadinya, kata Maria kepada PR INDONESIA via virtual, Minggu (15/11/2020), fungsi PA kerap ditemui pada korporasi yang bergerak di sektor pertambangan yang bersinggungan erat dengan komunitas lokal, pemerintah daerah, dan regulasi. Belakangan, fungsi ini juga bisa dijumpai di sektor finansial seperti perbankan dan asuransi yang kinerjanya diawasi ketat oleh lembaga pemerintah. Selain itu, perusahaan global asing yang memiliki kantor operasional di negara terkait. Dikarenakan setiap perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah akan berdampak kepada operasional perusahaan mereka.

Sektor lain yang juga menaruh perhatian terhadap fungsi dan peran PA  adalah perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang teknologi.