Tantangan "Public Affairs": Menjaga Visi Misi Tetap Selaras

PRINDONESIA.CO | Rabu, 06/01/2021
Public affairs juga mau tidak mau bekerja dalam organisasi matriks. Seperti yang dialami Dian selama menjalani karier sebagai PA. Hal ini dikarenakan PA memiliki dua “topi” saat menjalankan peran dan fungsinya. “Topi” fungsional dan operasional.
Dok. Pribadi

Satu dekade lalu, peran public affairs (PA) belum dianggap terlalu penting. Namun sekarang, seiring perkembangan dan tuntutan zaman, perubahannya semakin nyata.

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hal ini dirasakan betul oleh praktisi public affairs (PA), Dian Widjanarty. Kepada PR INDONESIA, perempuan yang sudah lebih dari 13 tahun berkecimpung di dunia PA tersebut berkisah tentang pengalamannya mengawali karier sebagai PA.

Tahun 2003, ketika bekerja di Kedutaan Jepang di Jakarta, ia sudah menjalankan fungsi dan tanggung jawab sebagai PA. Hal ini dikarenakan ia kerap menangani proyek yang berhubungan dengan kebijakan dan kemitraan bersama badan pemerintah, media dan organisasi nirlaba. Termasuk di dalamnya badan dana internasional. 

Ia baru resmi menajabat sebagai Public Affairs/Government Affairs untuk perusahaan multinasional yang bergerak di sektor peralatan olahraga atau sporting goods tahun 2007. Ketika itu pun, kata Dian, pimpinan menyerahkan sepenuhnya uraian jabatan dan gambaran tugas kepadanya berdasarkan hasil/target yang ingin dicapai.

Saat itulah, baik Dian maupun korporasinya, sama-sama belajar memahami PA.