
Di tengah sedang giat-giatnya melakukan transformasi, PT Jakarta Tourisindo (Jaktour) harus berhadapan dengan tantangan baru yang tak kalah dahsyat: pandemi COVID-19.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Seperti yang sudah diketahui, pariwisata dan perhotelan adalah sektor yang terkena hantaman paling keras selain kesehatan di masa pandemi. Hal serupa juga dirasakan oleh Jaktour, perusahaan BUMD di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bergerak di kedua bidang tersebut.
Padahal belum genap setahun, Novita Dewi mendapat amanah dari Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Direktur Utama Jaktour. Tugas utamanya ketika itu hanya satu: menyelamatkan perusahaan yang hampir karam. Ya, sudah empat tahun belakangan Jaktour merugi. Bukan pekerjaan ringan. Apalagi kondisinya perusahaan kala itu bukan nol, tapi minus.
Menurutnya, ketika sebelum pandemi, ia bersama jajarannya sudah menyusun strategi penyelamatan usaha. Bahkan untuk strategi jangka pendek, satu per satu sudah mulai diimplementasikan. Strategi pertama adalah melakukan transformasi dari Jaktour menjadi Jakarta Experience Board (JXB). Untuk mewujudkan transfomasi perlu pembenahan mulai dari tata kelola perusahaan, perbaikan sumber daya manusia (SDM), hingga optimalisasi aset-aset Jaktour.
- BERITA TERKAIT
- Novita Dewi, Jaktour: Membangun dari Minus
- Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng: Egaliter dan Tak Berjarak
- Noni Purnomo, Dirut Blue Bird: Komunikasi Dua Arah
- Muhammad Awaluddin, Dirut AP II: Transformasi Digital untuk Pemulihan Pandemi
- Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak: Berkah Tak Terduga