Pandemi COVID-19 telah mengubah aktivitas manusia menjadi lebih digital. Sektor industri finansial dipaksa untuk segera bertransformasi memenuhi kebutuhan dan ekspektasi nasabah. Di sisi lain, sektor ini identik dengan bisnis highly regulated yang gerak-geriknya diatur oleh otoritas moneter.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Riset yang dilakukan oleh Facebook and Bain Company pada tahun 2020 menunjukkan sebanyak 85 persen dari konsumen digital Asia Tenggara telah mencoba digital platform baru di tahun 2020. Sementara, 9 dari 10 konsumen tersebut berniat untuk melanjutkan kehidupan hybrid (off-line dan on-line event).
Artinya, hybrid akan menjadi masa depan event marketing, termasuk juga public relations (PR). Hal ini dikarenakan perubahan perilaku masyarakat turut berdampak pada cara PR membangun engagement dengan audiensnya.
Isu inilah yang menjadi perhatian khusus Executive Vice President Secretariat and Corporate Communication BCA Hera F. Haryn. Pandemi telah memaksa percepatan digital. BCA sendiri sudah membangun fondasi digitalisasi, termasuk komunikasi, sejak 10 tahun yang lalu. “Hingga akhirnya kami benar-benar merasakan manfaat dari investasi yang selama ini sudah kami lakukan, justru di masa pandemi,” ujarnya.
Agar seluruh nasabahnya memiliki langkah dan persepsi yang sama, BCA mengusung tema kampanye “Work From Home, Banking From Home”. Program ini diikuti dengan kegiatan edukasi untuk memaksimalkan fasilitas mobile banking. Harapannya, nasabah tergerak untuk memanfaatkan fasilitas tersebut sekaligus memberikan kemudahan dan solusi proses transaksi tanpa perlu datang ke kantor cabang.
- BERITA TERKAIT
- Navigator Strategis di Tahun Politik
- Saatnya PR Unjuk Gigi di Masa Pemilu
- Pemilu dan Tren Isu yang Memengaruhi Strategi PR
- Top Isu yang Wajib Diwaspadai Humas Pemerintah Sepanjang 2024
- Pentingnya PR Membangun Narasi untuk Bumi yang Lebih Baik