Humas adalah Mata dan Telinga Organisasi

PRINDONESIA.CO | Senin, 20/09/2021 | 4.019
Karena seorang praktisi PR harus memiliki keterampilan yang mumpuni dan pemahaman utuh mengenai pekerjaannya, maka Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) memberikan bekal kepada para peserta APPRIentice dalam intensive workshop. 
Dok.PR Indonesia

Pandangan tentang pekerjaan public relations (PR) atau humas kerap disalahartikan oleh masyarakat bahkan kalangan mahasiswa. Kehumasan dianggap sebatas pencitraan dan branding.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Padahal, menurut co founder and Executive Director ID Comm Sari Soegondo, kerja kehumasan adalah menjadi mata dan telinga perusahaan untuk tetap relevan dengan kepentingan publik. Bahkan, lebih jauh lagi dapat menciptakan ekosistem yang kuat dan kokoh bagi reputasi yang positif. 

Ia sering kali bertemu dengan mahasiswa yang terkecoh menganggap bahwa pekerjaan PR hanya sekedar pintar ngomong, senang berkomunikasi, bisa bergaul, suka main medsos. Padahal realitanya bukan seperti itu. Semua yang sudah disebutkan tadi hanya mediumnya. "Pemahaman mengenai konsep besar pekerjaan inilah yang perlu mahasiswa ketahui. Sebab, pekerjaan sebagai PR tidak mudah,” ujar Wakil Ketua Umum APPRI itu saat mengisi sesi Workshop APPRIentice, Jumat (17/9/2021).

Praktisi PR harus memiliki keterampilan yang mumpuni dan pemahaman utuh mengenai pekerjaannya. Maka dari itu, Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) memberikan bekal kepada para peserta APPRIentice dalam intensive workshop. Workshop berlangsung selama lima hari dari tanggal 13 - 17 September 2021 melalui aplikasi daring. APPRIentice merupakan program inkubasi konsultan PR yang diselenggarakan APPRI selama tiga bulan dan melibatkan 60 mahasiswa dari 16 perguruan tinggi di Jawa dan Bali.

Kegiatan tersebut menghadirkan 10 senior praktisi PR ternama, antara lain Sally Piri (PR Writing), SAM August (CSR Sustainability), Lolo Sianipar (Media Relations), Sari Soegondo (Strategic PR), Ardian Atmaka (Digital PR), Bhayu Sugarda (PR Campaign), Firsan Nova (Mitigation & Crisis management),  Hannie Kusuma (Monitoring & Evaluation), Aurellio Kaunang (Professional & Personal Development). Hadir juga mengisi sesi Public Affairs VP Corporate Communications Bukalapak Sufintri Rahayu.

Di akhir kegiatan workshop Arya Gumilar selaku penanggung jawab program berharap para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat saat terjun magang nantinya di berbagai PR Agency terpilih. “Ini adalah langkah kecil kami untuk mendekatkan kampus dan industri sekaligus mencari talenta terbaik," pungkasnya. (ais)