Ricky Iskandar, Forest Interactive Indonesia: Bisa Karena Terbiasa

PRINDONESIA.CO | Jumat, 20/05/2022 | 1.591
Ricky Iskandar, Corporate Communications Lead Forest Interactive Indonesia: “Bagi saya, belajar PR bukan otodidak, melainkan karena terbiasa.”
Dok.Pribadi

Di awal perjalanan kariernya, Ricky justru tertarik berkarya di industri media. Titik balik terjadi ketika ia banyak bertemu dengan para praktisi dan komunitas PR. 

 

Ricky Iskandar, Corporate Communications Lead Forest Interactive Indonesia

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Bagi kami di PR INDONESIA, Ricky bukanlah sosok baru. Dia merupakan alumni PR INDONESIA yang kini sukses berkarier di perusahaan teknologi global asal Malaysia, Forest Interactive. Lulusan Manajemen Media Universitas Islam Indonesia itu mengaku pada awalnya tidak mendalami ilmu kehumasan semasa kuliah. “Saat itu, saya hanya mendapatkan mata kuliah perencanaan program komunikasi dan CSR di semester tiga,” katanya berkisah via telepon, Jumat (11/3/2022).

Berbekal ilmu pengelolaan media cetak, penyiaran, dan media baru, Ricky pun tertarik mengikuti program magang di Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat. Saat itu, pria yang baru saja dinobatkan sebagai Best Presenter di ajang PR INDONESIA Awards (PRIA) 2022 tersebut dipercaya untuk mengelola Young Readers Program. Selesai magang, ia mendapat tawaran menjadi karyawan. Setelah beberapa tahun berkarier di SPS, ia kembali ke Yogyakarta untuk menyelesaikan skripsi.

Tak lama setelah lulus, ia mendapat tawaran dari Asmono Wikan, founder dan CEO PR INDONESIA Group, untuk merumuskan Majalah PR INDONESIA yang akan terbit perdana di Hari Pers Nasional, Februari 2015. Pada saat itulah, ia kali pertama bertemu dan mewawancarai salah satu PR INDONESIA Guru, Prita Kemal Gani. Di perusahaan yang berslogan “Beyond Reputation” ini, Ricky mampu membangun relasi dengan beberapa praktisi PR korporat, pemerintah, hingga komunitas PR. Dari sanalah, pria yang kala itu menempati posisi sebagai Community Relations and Event Specialist mendapatkan banyak ilmu tentang kehumasan. “Bagi saya, belajar PR bukan otodidak, melainkan karena terbiasa,” ujarnya.