Siaran pers yang dikerjakan dengan baik, berpotensi meningkatkan citra organisasi. Namun faktanya, tak jarang kita menemukan siaran pers yang sulit dipahami, bahkan tidak jelas dalam menitikberatkan pesan kunci yang ingin disampaikan kepada publik.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Fenomena banjir informasi menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi public relations (PR) zaman now. Kini mereka dituntut mampu bersaing dalam menyajikan informasi positif. Salah satunya melalui distribusi siaran pers. Namun, tak dapat dimungkiri, masih sering kita jumpai siaran pers yang sekadar mengangkat seremoni kegiatan, bertele-tele, atau bahkan isu yang diangkat tidak relevan dengan kebutuhan media. Dilansir dari PR Daily, setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan oleh PR saat menulis rilis. Antara lain:
Ketahui Kebutuhan Siaran Pers
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan PR adalah berpikir bahwa setiap kegiatan/cerita layak dikemas menjadi siaran pers. Padahal, tidak semua kegiatan dapat dijadikan rilis. Untuk itu, PR dapat memulainya dengan menjawab pertanyaan "Apakah berita tersebut layak untuk dikemas dalam bentuk siaran pers? Atau cukup sekadar unggahan di media sosial?". Kedua, "Apa hasil yang diharapkan?"
Judul yang menarik
Pemilihan judul sangatlah penting. Pastikan judul memiliki keunikan, bermakna, dan langsung ke intinya, sehingga dapat menarik pembaca dalam hitungan detik. Sementara itu, paragraf pertama harus memuat semua informasi penting untuk diketahui audiens, meliputi unsur 5W + 1H.
Ringkas dan Bernas
Dalam membuat sebuah siaran pers usahakan agar dibuat secara ringkas tanpa menghilangkan unsur – unsur penting di dalamnya, dan jangan ragu untuk memangkas informasi yang tidak diperlukan. Yakni, dengan memprioritaskan informasi-informasi yang dianggap perlu diketahui oleh audiens. Sebelum rilis disebarluaskan, mintalah masukkan dari rekan kerja Anda. Pastikan bahwa tulisan yang dibuat mudah dipahami dan memuat pesan kunci yang ingin disampaikan kepada publik.
Menguasai Subjek
Ketika hendak menulis rilis, pastikan PR menguasai isu/topik yang akan diangkat. Dengan demikian, PR akan mudah untuk mengomunikasikannya secara jelas, benar, dan percaya diri. Namun yang perlu diingat bahwa tidak semua pembaca memahami detail dan seluk-beluk industri kita. Maka, sebisa mungkin hindari penggunaan jargon/istilah-istilah yang tertentu.(nom)
- BERITA TERKAIT
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab
- Dorong Kecakapan Komunikasi, Kementerian Ekraf Apresiasi Kelas Humas Muda Vol. 2