Menguak Alasan Sulitnya Perbaiki Reputasi "Brand" Polri

PRINDONESIA.CO | Selasa, 15/08/2023 | 1.773
Apa, bagaimana, dan berapa pun anggaran yang dikeluarkan untuk memperbaiki reputasi brand, pada akhirnya akan pudar apabila tidak diikuti dengan kualitas produk dan upaya institusi mengubah strategi naratif korporasinya agar menjadi lebih baik.
Dok. Freepik.com

Oleh: Bima Marzuki, Founder & CEO Media Buffet PR

Sekian tahun memiliki brand reputation yang naik turun, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyadari mereka membutuhkan bantuan dari konsultan profesional. Instansi yang dipimpin oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo ini pun menunjuk MarkPlus, Corp. Perusahaan jasa di bidang konsultasi, riset pemasaran, pendidikan dan komunitas media itu dipercaya untuk menjalankan kampanye branding Polri bernama WOW Presisi.

Kampanye ini dibuat mirip dengan tagline Polri saat ini, yaitu Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan). Ide yang sebenarnya efektif untuk menarik perhatian dan hati bagi siapa pun yang melihatnya. Langkah Polri ini juga merupakan kemajuan yang patut diacungi jempol karena bisa membuka diri dan menerima saran dari konsultan sekelas MarkPlus yang biasanya bergerak di sektor privat.

Kampanye WOW Presisi ini pada dasarnya adalah crowdsourcing idea atau salah satu cara untuk mengumpulkan ide, layanan, atau konten melalui kontribusi sekelompok orang. Dalam kampanye ini, MarkPlus bersama Polri mengajak mahasiswa untuk ikut memberikan solusi bagi masalah bisnis.

Lalu, apa masalah bisnisnya? Quick wins Presisi Polri merupakan konsep yang digunakan oleh Polri dalam upaya meningkatkan kinerja dan citra positif kepolisian di mata masyarakat. Jadi, apabila lembaga Polri diposisikan sebagai sebuah perusahaan, tujuan dari crowdsourcing ini merupakan cara cepat yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan brand image Polri.