
Melalui pelatihan Crisis Communication Coaching, peserta dibekali cara membuat strategi komunikasi yang terukur, kredibel dan berorientasi solusi agar mampu mengubah potensi kepanikan menjadi respons yang efektif di mata publik dan pemangku kepentingan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Percepatan arus informasi yang beriringan dengan peningkatan kewaspadaan publik terhadap reputasi perusahaan, menuntut pelaku industri untuk dapat mengelola potensi krisis komunikasi sejak masih berupa isu. Kemampuan tersebut yang coba diperkuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, lewat Crisis Communication Coaching bagi 75 tenant kawasan, Senin (20/10/2025).
Kepala Divisi Corporate Secretary KEK Industropolis Batang M. Burhan Murtaki menjelaskan, sebagai anggota holding BUMN Danareksa, kegiatan ini penting dilakukan untuk memberikan wawasan baru kepada para tenant dalam menangani krisis komunikasi. “Kami menekankan pentingnya memahami isu, krisis, dan konflik dari para pakar berpengalaman agar tenant dapat memperkuat ekosistem industri dan mengantisipasi tantangan komunikasi di masa depan,” ujarnya dilansir dari MEDIA INDONESIA, Rabu (22/10/2025).
Dalam pelatihan tersebut, KEK Industropolis Batang menghadirkan tiga pakar komunikasi krisis nasional sebagai pemateri. Mereka adalah pakar resolusi konflik dan pemulihan reputasi Firsan Nova, penasihat komunikasi strategis Institusi dan Korporasi Duddy S Takdir, dan profesional di bidang komunikasi strategis, manajemen krisis dan pemantauan media Timothy Gerard.
Lewat kegiatan tersebut, para peserta dibekali strategi komunikasi yang terukur, kredibel, dan berorientasi pada solusi agar mampu mengubah potensi kepanikan menjadi respons yang efektif di mata pemangku kepentingan. Selain itu, fokus pelatihan juga diarahkan kepada memastikan komunikasi internal selama keadaan darurat dapat menjaga kepercayaan, moral, dan keberlanjutan bisnis.
Praktik “Preparedness Communication”
Langkah yang diambil oleh KEK Industropolis Batang dalam melatih tenant secara proaktif merupakan praktik komunikasi kesiapsiagaan (preparedness communication). Pendekatan yang melihat elemen krusial dalam manajemen krisis untuk menurunkan dampak negatif terhdap reputasi itu selaras pula dengan teori Situational Crisis Communication Theory (SCCT) yang dikembangkan oleh W. Timothy Coombs dan Sherry J. Holladay dalam bukunya bertajuk Crisis Communication and Organizational Reputation (2014).
Dijelaskan bahwa organisasi yang mempersiapkan jalur dan strategi komunikasi krisis secara aktif akan lebih berhasil memitigasi atribusi publik tentang tanggung jawab krisis yang merupakan inti dari kerusakan reputasi.
Sementara itu buku bertajuk Crisis Communication and Organizational Resilience (2020) karya Frandsen & Johansen menunjukkan, investasi pada komunikasi kesiapsiagaan bukan hanya berfungsi untuk memperbaiki citra, tetapi juga memperkuat legitimasi dan memastikan organisasi tetap berfungsi di bawah tekanan. Dalam konteks ini, kesiapan internal, termasuk menjaga moral karyawan, adalah faktor kunci dalam kemampuan organisasi untuk pulih dan terus beroperasi.
Dengan demikian, inisiatif KEK Industropolis Batang melalui Crisis Communication Coaching membuktikan kesiapsiagaan komunikasi sebagai aset vital untuk melindungi reputasi dan memastikan ketahanan industri di era digital. (EDA)
- BERITA TERKAIT
- KEK Industropolis Batang Perkuat Pengelolaan Komunikasi Krisis
- Menengok Reputasi dari Sudut Pandang PT Pertamina Gas Negara
- Menengok Strategi Komunikasi Rupiah Cepat Hadapi Dinamika Industri Fintech
- Jasa Raharja Dorong Komunikasi Akuntabel Melalui Sistem “GCG”
- Dorong Komunikasi Inklusif, Pertamina Patra Niaga IT Bitung Gaet Komunitas Tuli