JAKARTA, PR INDONESIA.CO - Apresiasi diberikan tak hanya kepada praktisi public relations (PR) yang telah berkontribusi menginspirasi publik, tapi juga pemerintah provinsi, kota/kabupaten, dan korporasi lokal yang selama ini telah mendukung sepak terjang PR.
Ragam apresiasi tersebut diserahkan tepat di pengujung acara yang berlangsung di Candi Prambanan, Yogyakarta, Kamis (6/10/2016). Penghargaan yang diberikan khusus kepada pemerintah provinsi, kota/kabupaten, dan korporasi daerah meliputi Kalimantan PR INDONESIA Media Relations Awards (KALPRIMAS), Sulawesi PR INDONESIA Media Relations Awards (SULPRIMAS), dan Jawa PR INDONESIA Media Relations Awards (JAPRIMAS). Apresiasi ini sekaligus melengkapi event regional yang sebelumnya telah berlangsung di Batam, akhir Mei lalu, Sumatera PR INDONESIA Media Relations Awards (SUPRIMAS).
Selain penghargaan tadi, event yang didukung BRI itu mengawali sejarah baru bagi Majalah PR INDONESIA yang untuk pertama kalinya mempersembahkan apresiasi kepada para pelaku PR usia matang, generasi 40 – 55 tahun, melalui penghargaan Insan PR INDONESIA 2016. Sementara kepada bakal calon PR, majalah yang Maret lalu genap berusia setahun itu memberikan apresiasi Rookie Stars kepada mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi dari pelbagai universitas.
“Media Exposure”
Adapun penghargaan yang diberikan baik kepada pemerintah daerah, BUMD, maupun korporasi daerah, diukur berdasarkan eksposur publisitas yang terpantau di 19 media cetak nasional sepanjang tahun 2015. Pengukuran tersebut dilakukan PR INDONESIA bekerja sama dengan lembaga riset media, PT Isentia.
Volume pemberitaan tertinggi di media menjadi tolok ukur dikarenakan untuk mendapatkan publisitas, PR harus memiliki sejumlah aktivitas terencana dan berkelanjutan. “Apalagi ke depan, kriterianya tidak hanya diukur dari jumlah volume pemberitaan di media, tapi juga dari tone pemberitaan. Sehingga perlu ada program terencana agar pemberitaan yang didapat pun positif,” kata founder dan CEO Majalah PR INDONESIA Asmono Wikan.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Serikat Perusahaan Pers (SPS), media exposure menjadi ukuran seberapa tinggi PR itu bekerja. “PR tidak boleh diam. Sekecil apapun upaya yang dilakukan atas hasil yang didapat, pada praktiknya, PR harus mengomunikasikannya kepada publik agar mereka tahu, selanjutnya timbul respect, empati, hingga akhirnya terbangun reputasi positif,” ujarnya.
Melalui penghargaan-penghargaan tersebut, PR INDONESIA ingin mendorong praktisi PR di berbagai korporasi dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja dan karya terbaiknya. "Karya-karya terbaik pada akhirnya akan membentuk reputasi positif bagi organisasi," katanya.
Regenerasi
Secara khusus, Asmono juga menekankan fokus Majalah PR INDONESIA untuk menyiapkan dan mendorong agar roda regenerasi PR di Indonesia terus berputar. “PR Gurus, Insan PR INDONESIA, Icon PR INDONESIA, dan Rookie Stars adalah cara kami untuk menciptakan dan menyiapkan regenerasi PR di Indonesia agar tidak terjadi kekosongan generasi,” katanya.
Regenerasi memang merupakan proses alamiah, tapi fundamental. Untuk itu, perlu dipersiapkan secara matang dan terencana. “Apresiasi ini kami berikan kepada setiap tokoh pada generasi tertentu yang menunjukkan karya dan kinerja unggul dalam dunia kepiaran Indonesia,” ujar Asmono. “Sekaligus, ajang untuk memotivasi PR lain sehingga terpacu untuk membuat karya atau kontribusi serupa,” imbuhnya.
Sama halnya dengan Rookie Stars 2016. Kompetisi yang diperuntukkan bagi mahasiswa ini bertujuan untuk mempersiapkan regenerasi agar kelak praktisi PR diisi oleh talenta-talenta dari Jurusan Ilmu Komunikasi. “Panennya mungkin sepuluh tahun yang akan datang, tapi dari situ kelihatan orang-orang Komunikasi yang meniti dunia kepiaran. Merekalah yang nantinya mengisi kursi-kursi PR Indonesia,” katanya.
Benih-benih yang diharapkan itu sepertinya sudah tampak. Hal ini diakui oleh salah satu dewan juri PR INDONESIA Rookie Stars Competition 2016, Dyah Rachmawati Sugiyanto (Lembagai Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI), peraih PR INDONESIA Fellowship Program 2016. Secara keseluruhan, ia mengaku terkesan dengan kesungguhan peserta membuat proposal kampanye PR bertajuk “Towards World Class University”. Sepuluh proposal yang masuk ke dapur juri tergolong matang. Pembahasannya lengkap mulai dari perencanaan sampai evaluasi. “Program-program yang mereka buat ternyata serius, by research,” ujarnya terpukau.
Asmono melanjutkan, “Dengan adanya Insan PR INDONESIA dan Rookie Stars, bakal calon PR, upaya PR INDONESIA menyambung tali generasi lengkap sudah,” katanya, lega.
Salah satu penerima Insan PR INDONESIA 2016, VP Corcom PT Telkom Indonesia Tbk Arif Prabowo mengapresiasi upaya tersebut. Apalagi, secara pribadi, ia pun berharap tak ada kesenjangan antargenerasi di dunia PR.
“PR harus mulai dikembangkan sejak dini secara triangle meliputi akademisi, praktisi, dan media. Ketiganya harus saling connecting. Saya salut kepada PR INDONESIA yang sudah memikirkan, bahkan menjalankan triangle ini,” ujar Bobby, begitu ia akrab disapa. Ratna Kartika
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi