Ditemui PR INDONESIA usai menghadiri acara Techtalk di Jakarta, Selasa (30/5/2017), Achmad Zaky, founder dan CEO Bukalapak memandang strategis peran PR. Keberadaannya sudah dirasakan penting bahkan semenjak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce itu berdiri.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Apalagi, pelopor pasar on-line marketplace dan platform di Indonesia ini berkomitmen menjadi pemain jangka panjang di industri e-dagang (e-commerce). Sementara di era keterbukaan informasi perusahaan ditantang untuk dapat memastikan citra brand selalu baik di mata publik. “Adalah tugas PR (public relations) memastikan citra brand selalu baik, di samping pekerjaan utamanya menciptakan hubungan baik dengan pelanggan,” kata Zaky.
Untuk mencapai tujuan itu, pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 tersebut mengajak tim PR Bukalapak untuk terus berinovasi melahirkan konten-konten komunikasi yang unik dan genuine. “Tugas PR bukan hanya membuat rilis, apalagi kontennya kaku. Mereka harus mengemas konten komunikasi yang seru dan tidak mudah di-copy orang lain,” ujar Zaky seraya memaknai peran PR. Tentu, lanjut dia, tugas itu harus sejalan dengan misi Bukalapak: Memajukan UKM di Indonesia.
Misi yang dikomunikasikan secara seru, unik, dan terus menerus itu diharapkan dapat membentuk reputasi. Paling tidak, imbuh pria lulusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung ini, tertanam persepsi di benak masyarakat bahwa Bukalapak merupakan brand yang peduli dengan UKM dan mengedepankan prinsip saling membantu dan gotong royong. Sehingga, roda perekonomian meningkat baik untuk diri sendiri, komunitas, maupun negeri.
Maka ketika belanja secara daring, konsumen akan berpikir dua kali untuk beralih ke e-dagang lain. “O, ini punya tetangga saya. Masak saya enggak belanja di situ?” katanya memberi contoh. Melalui strategi ini, Zaky yakin Bukalapak dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan dan maraknya perang harga antarpelaku e-dagang.
Pahlawan Pelapak
Salah satu bentuk komunikasi unik dan seru yang dilakukan Bukalapak adalah kampanye Pahlawan Pelapak. Program PR yang meraih Gold di ajang PR INDONESIA Awards (PRIA) 2017 itu lahir dari keprihatinan.
Data tahun 2015 menunjukkan UKM di Indonesia mencapai 57,9 juta, tapi hanya 10 persen UKM yang memanfaatkan on-line sebagai alat pemasaran. Sementara e-commerce di Indonesia yang saat itu bernilai 19 miliar dolar AS, diproyeksikan berkembang 50% di akhir 2017 dan mencapai 130 miliar dolar AS di tahun 2020. “Potensi yang luar biasa dan harus segera ditindaklanjuti,” kata Vishnu Mahmud, Director of Business Development Ogilvy PR saat presentasi di hadapan juri PRIA di Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Program komunikasi ini mengandalkan interaksi secara langsung. Bersama Ogilvy PR, mereka melakukan roadshow di 30 kota besar di Indonesia. Program ini bukan hanya menjadi ajang Bukalapak untuk mengenal calon pelapak, memicu keterlibatan, memberikan pelatihan, workshop, dukungan finansial, memfasilitasi hak cipta, hingga pendampingan pemasaran on-line.
Lebih dari itu, program ini bertujuan untuk membangun kepercayaan diri UKM untuk memulai langkah besar memulai bisnis secara on-line, membangun komunitas, dan meyakinkan para pelaku UKM bahwa Bukalapak relevan dengan bisnis dan kehidupan mereka. “Kampanye ini merupakan langkah Bukalapak memenangkan persaingan di tengah maraknya kompetitor yang kian agresif merebut pasar,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai head of communications Google Indonesia itu. rtn
- BERITA TERKAIT
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi
- Komunikasi Publik IKN: Kepercayaan adalah Kunci