Humas Pemkot Bogor: Layaknya Kantor Berita

PRINDONESIA.CO | Rabu, 16/08/2017 | 1.194
Bekerja cepat dan tepat.
Dok. Pribadi

Saat ini bukan hanya wartawan yang haus informasi, tapi juga masyarakat. Pemkot Bogor pun terus berbenah untuk memenuhi tuntutan itu. 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sejak marak media sosial, jaringan internet tak lagi jadi kendala dan biayanya makin terjangkau, langgam masyarakat berkomunikasi berubah. Cara manusia memperoleh informasi pun kian mudah. Kondisi ini turut memengaruhi kinerja humas yang salah satu tugas utamanya sebagai penjembatan informasi. 

Hal itu diakui Tyas Ajeng Fitriyani Prihandari, Kabag Humas dan Protokol Pemkot Bogor, ketika ditemui PR INDONESIA di kantornya di Bogor, Selasa (6/6/2017). Ia mengamati di era seperti sekarang, media cetak bukan lagi menjadi pilihan utama masyarakat dalam mencari berita atau informasi. “Mereka bisa dengan mudah dan cepat memperolehnya dari media sosial atau berita yang sifatnya on-line,” katanya.

Khusus di Pemkot Bogor, lanjut ibu dari dua anak itu, tuntutan bekerja cepat dan tepat makin kentara karena Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto termasuk pimpinan yang terbuka baik kepada media maupun masyarakat. Jangan heran jika humas pun diminta seirama. “Bapak protes kalau ada kegiatan pemkot hari itu yang belum terekspos,” katanya.

Jalan keluar untuk memenuhi keinginan itu adalah menambah personel. Mereka merekrut SDM yang mampu bekerja cepat dan memiliki kecakapan layaknya wartawan. Saat ini timnya terdiri dari 24 PNS dan 9 karyawan kontrak. “Jumlah ini kelihatannya banyak karena termasuk protokol. Sementara karyawan kontrak yang terpilih umumnya berpengalaman bekerja di media,” imbuh Tyas.

Masing-masing karyawan memiliki keahlian sebagai fotografer, peliput, editor, video, desain grafis, hingga admin media sosial yang juga aktif melaporkan kegiatan pemkot melalui Instastory dan Facebook Live. “Mereka militan. Dalam sehari ada 8 - 9 agenda yang harus diliput, dan sekitar 12 agenda saat akhir pekan. Yang diliput bukan hanya kegiatan walikota, tapi juga wakil walikota dan sekda,” ujar Tyas seraya menambahkan salah satu fokus humas tahun ini adalah mendukung program Reformasi Angkutan Kota (angkot). Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan julukan Kota Bogor dari kota angkot menjadi kota seribu taman.  

Cita Rasa Media
Tyas menilai cara mereka bekerja layaknya kantor berita. Tiap hari harus meliput, membuat, dan mengirim rilis untuk media. Ada kalanya mereka membuat 2 - 3 angle berita untuk satu kegiatan. Ia mencatat sepanjang tahun 2016 ada 2.921 rilis yang dibuat humas. Jumlah ini meningkat ketimbang tahun 2015 mencapai 1.621 rilis. “Rilis dan foto disebar kepada media dan seluruh medsos kami,” katanya.   
 
Khusus untuk acara besar, humas akan melakukan rapat internal untuk menentukan angle berita dan membangun isu. Contoh, saat Presiden Joko Widodo menerima lawatan Raja Salman di Istana Bogor, awal Maret lalu. Ada peliput yang ditugaskan khusus untuk menyerap semua peristiwa inti, ada juga yang bertugas mewawancarai tanggapan masyarakat. Fotografer pun begitu, ada yang khusus ditugaskan untuk memotret sisi humanis dari kesibukan saat persiapan hingga antusiasme warga menyambut Raja. 

“Kami mencoba sedemikian rupa memberikan informasi dan menangkap gambar dengan cita rasa media dan disukai masyarakat,” kata Tyas seraya berharap cara ini mendorong semakin banyak masyarakat yang tertarik membaca berita baik.  

Ke depan, ia berharap dapat segera menemukan solusi untuk menambah personel dan fasilitas. Upaya penambahan personel masih terkendala kebijakan moratorium pegawai, sedangkan fasilitas terkendala aturan penggunaan APBD. “Penambahan personel penting untuk kaderisasi. Jumlah personel yang terbatas membuat tim merelakan haknya untuk beristirahat dan kesempatan mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi,” ujarnya. rtn